0 Comment
Bismillahirrahmanirrahim.....

22 Desember 2014 kemudian kali pertama saya mencicipi hari Ibu dengan status sebagai seorang Ibu juga, seorang Mama bagi anak saya. Rasanya gimana? Duuh, dag dig dug haru. Waktu itu belum sebulan saya menyandang status Mama. Lalu 22 Desember 2016 kemarin berarti sudah tiga kali saya melewatkan moment hari Ibu itu yah? Meskipun anak saya masih batita dan kini pun belum bisa mengucapkan pribadi Selamat Hari Ibu untuk Mamanya ini tapi rasa bahagia menjadi seorang Ibu itu luar biasa. 👶


Dari seorang anak gadis bermetamorfosis seorang Mama, dengan melalui proses tentunya itu buat hati ini ibarat di taman bunga #apaseehini hihihih tapi beneran begitulah adanya. 

Saat kita yang biasanya bergantung penuh kepada wanita perkasa yang mengandung dan membesarkan kita. Saat kita yang setiap dikala bisanya hanya tahu beres segala sesuatu yang kita butuhkan alasannya semua telah disiapkan oleh Sang Ibu tanpa harus kita minta, tanpa ada komando. Maka dikala si anak gadis ini telah berubah jadi seorang Ibu juga mulai sadar bahwa apa yang dikala ini terjadi yakni cerminan di masa yang lalu. Masih belum seberapalah langkah saya ini menjadi seorang Ibu, seorang Mama bagi sang Anak yang masih terus berguru dan bertumbuh. Tapi saya tetap terus dan tidak mau puas dengan kemampuan yang ada pada saya dikala ini. Masih harus terus belajar, perbanyak membaca, mendengar dan share pengalaman ke mereka yang lebih dulu menjadi seorang Ibu. 

Ada rasa gembira tersendiri ketika menjadi seorang Ibu. Menjadi nomor satu bagi si Anak! Yah begitulah yang saya rasa dikala ini. Betapa Faraz itu bersahabat dengan saya. Semua serba Mama kalau berada di bersahabat saya. Kadang gemes juga ketika bahwasanya ia bisa melakukannya sendiri tapi tetap merengek "Mama sini Ma, sini", atau saya gres beranjak sedikit eeh ia udah cari perhatian lagi "digigit nyamuk, Ma", padahal jelas-jelas gak ada nyamuk seekor pun yang melintas didekatnya. Hiyaaa, benar-benar deh si bocah ini. 😁

Sejak tetapkan kembali bekerja, waktu saya dengan Faraz hanya di weekend saja atau hari libur lainnya. Kadang bahwasanya resah juga, antara ingin terus bekerja atau kembal full di rumah saja semoga bisa terus mendampinginya. Menjadi orang pertama yang melihat semua perkembangannya, menyaksikan kepintarannya. Gak perlu terus-terusan galau, dijalani saja yang ada dikala ini.

Ketika anak gadis menjadi Mama maka segala hal pun berubah. Dari yang tadinya serba mengandalkan sang Mama, kini sesudah mencicipi bagaimana juga rasanya jadi Mama, maka otomatis akan tahu gimana indahnya jadi Mama juga. Ketika menjadi Mama, harus serba bisa. Karena Ibu, Mama, Ummi, Bunda atau apapun itu sebutannya yakni Madrasah utama bagi anaknya. Tempat pertama bagi sang anak untuk mengembangkan rasa. Mama sebagai pola  utama buat anaknya.


Dear Faraz, Anak Mama.  
Tumbuhlah kamu jadi anak yang Sholeh, Nak. 
Jadi penolong buat kedua orang tuamu. 
Jadi penyejuk bagi semua orang di sekitarmu. 
Bantu Mama semoga selalu sabar menghadapimu. 
You are my everything, Nak  ❤



*Postingan ini terinspirasi dari ide postingan Jenk Irly dan juga Kak Irawati Hamid. Baca kisah mereka wacana Mama juga yah ;)





Post a Comment

Post a Comment

 
Top