Jakarta - Perjalanan setiap muslimah untuk menggunakan hijab mempunyai dongeng yang berbeda. Ada yang berhijab dari kecil alasannya keluarga sudah terbiasa berhijab, ada pula yang harus berjuang meyakinkan keluarganya untuk berhijrah.
Beberapa waktu lalu, Wolipop mengajak para pembaca untuk menyebarkan kisah hari pertama berhijab. Dari sekian banyak komentar yang masuk, ada lima dongeng terpilih yang paling menarik. Berikut kisah mereka.
1. Cerita Astiti Kuswardani
Ditanya pribadi oleh anak sendiri, tentunya menjadi pertanyaan yang menampar. Ada rasa aib ada pula rasa takut yang menghampiri Astiti. Hingga suatu ia mengalami kecelakaan. Kakinya terluka sampai tak sanggup berjalan.
Saat itu Astiti ditolong oleh dua sopir angkot. Sayangnya, insiden itu berlangsung ketika Astiti menggunakan baju ketat dan rok span. Rasa risih dan tidak yummy menggelayuti pikiran Astiti ketika harus 'digendong' sopir angkor tersebut.
Setelah operasi di rumah sakit, Astiti pun merenung. Ia merasa insiden tersebut yaitu puncak Allah menegurnya. Saat itu juga ia mengganti foto profil di media umum dengan foto dirinya berhijab. Mulai ketika itu, ia pun istiqomah berhijab.
Baca juga: So Sweet! Cerita Peserta Sunsilk Hijab Hunt 2018 Dilamar Pasca Berhijab
2. Cerita Rizni Andari
Awalnya Rizni Andari berhijab alasannya sekolah di pesantren. Lulus sekolah, ia pun melanjutkan kuliah di sebuah universitas swasta. Terbawa lingkungan, Rizni pun ikut-ikutan melepas hijabnya. Ia merasa lebih percaya diri dengan penampilan barunya yang lebih gaul daripada penampilannya dulu di pesantren.
Enam bulan berlalu, Rizni menerima kabar menyedihkan. Ibunya dikabarkan meninggal di kampung halamannya. Rizni pun tidak sanggup menemui sang ibu untuk terakhir kalinya alasannya ia terlambat datang.
Saat itu, ia merasa sangat murka kepada Allah. "Tapi, Allah sayang saya. Dua ahad sehabis mama meninggal saya membaca postingan wacana 3 amalan yang tidak akan putus, salah satunya yaitu doa anak yang soleh," tulis Rizni kepada Wolipop.
Di hari itu juga, Rizni memutuskan untuk kembali berhijab. Ia menemui banyak pro kontra, tapi ia mantap berhijab dan memperbaiki diri biar sanggup mendoakan ibunya.
Baca juga: World Hijab Day, Ini Cerita Inspiratif dari Wanita Berniqab di New York
3. Cerita Puan Maharani
Tak semua punya kesempatan yang gampang untuk berhijab. Salah satunya yaitu Puan Maharani. Bekerja di perusahaan Korea, ia tidak diizinkan menggunakan hijab oleh atasannya.
Saat bosnya tak ada di kantor, ia sering bereksperimen menggunakan syal atau pashmina. Suatu hari, teman-temannya melihat Puan mencoba mengenakan hijab di kantor. Puan pun bercerita kepada teman-temannya.
Setelah menyebarkan cerita, ia pun mantap untuk mengenakan hijab dan resign dari pekerjaannya. Keinginannya untuk berhijab lebih berpengaruh dari urusan pekerjaannya. Betul saja, Allah memperlihatkan jalan lain untuk Puan.
Setelah ia mengundurkan diri, ia pun menerima panggilan untuk wawancara kerja. Pertama kalinya Puan menjalani wawancara dengan mengenakan hijab. Tapi ternyata jusru ia diterima bekerja di perusahaan yang tak kalah besar dari perusahaannya terdahulu.
4. Cerita Rosidha Laela
Cerita Rosidha ini berbeda dengan kisah-kisah lainnya. Berhijab bermula dari 'bad hair day' yang sering dialami banyak wanita. Saat itu Rosidha menjalani kelas simpel senam aerobik di kampus.
Di luar rencana, sehabis aktivitas senam tersebut ia harus mengikuti seminar yang akan dihadiri ibu Dekan fakultasnya. Karena tak ada waktu untuk keramas, ia pun menggunakan hijab untuk menutupi rambutnya yang basah.
Saat masuk ruang seminar, semua teman-temannya terkejut. Bahkan, mantan kekasih Rosidha menyebutnya lebih manis ketika menggunakan hijab. Meski awalnya 'terjebak', Rosidha pun mantap menggunakan hijab semenjak hari itu.
5. Cerita Dwi Elawati
Memakai hijab secara kaffah atau menyeluruh memang membutuhkan waktu yang sedikit. Termasuk bagi Dwi Elawati. Saat hari pertama menggunakan hijab, ia ditegur oleh sahabatnya sendiri. "Pakai jilbab, tapi kok bajunya masih begitu?" jelas Dwi menceritakan respons temannya.
Saat itu memang ia menggunakan celana jeans, kaus pendek, jaket, dan jilbab seadanya. Awalnya ia merasa tidak paham dengan ungkapan temannya. Ia merasa tidak ada yang salah dengan penampilannya alasannya ia masih gres berhijab.
Namun, lambat lamun ia pun mencoba memahami lebih dalam wacana kaidah berhijab. Ia pun mulai mengumpulkan baju-baju yang lebih syar'i. Meski awalnya ia sempat tersinggung dengan ucapan temannya, ia menyadari itu yaitu cambukan untuknya berhijab dengan lebih baik lagi.
Post a Comment
Post a Comment