0 Comment
Bismillahirrahmanirrahim.....

Pernah merasa terpuruk? Sudah berusaha keras namun kenyataannya hasil tidak berpihak kepada kita? Merasa gagal dan menyerupai berada di titik nol! Hmm, kata D'masiv sih, jangan menyerah. Kalau kata orang sih gagal itu sukses yang tertunda


Yes, memang sih teori tidak semudah dengan prakteknya. Perasaan bersalah, kecewa dan hal lain akan berkecamuk di dalam dada dan semua akan bercampur jadi satu. Namun, akankah kita terus berada pada keadaan yang menyerupai itu? Meratapi nasib? Menyesali kegagalan? Sepertinya bukan hal yang seharusnya dilakukan. 

Sebagai umat beragama pun, Tuhan tidak menyukai umatNya yang menyerupai demikian. Sebaliknya, disaat yang menyerupai inilah kita seharusnya kembali kepadaNya. Semakin mendekatkan diri, meminta ampun dan memohon pertolonganNya. Mungkin kita terlalu percaya diri jadi lupa bahwa semua ini milik yang Maha Segalanya. Kita terlena oleh dunia dan jadi sombong, merasa bahwa semua bisa tercapai sesuai dengan yang kita rencanakan.

Postingan kali ini sebagai jawaban atas trigger post Jenk Ririn untuk Be Molulo. Tema yang berat namun wajib diselesaikan. Harusnya tayang bulan kemudian namun sayanya gagal menuntaskan kiprah dengan sempurna waktu. Pusing mau ceritakan kegagalan yang mana lagi. Rasa-rasanya semenjak ngeblog semua curhat random rasa nano-nano udah pernah dibahas disini.

Baca juga: Semangat Kartini Semangat Wanita Hebat Indonesia

Seperti yang pernah saya dongeng waktu kuliah dulu, saya selalu menciptakan daftar semua mata kuliah yang saya ambil di semester tersebut dan menargetkan nilai yang akan saya peroleh. Harusnya sih sasaran A semua yah, namanya juga target. Tapi saya tidak mau muluk-muluk, tidak semua saya targetkan A alasannya yakni saya mengukur kemampuan sendiri juga sih. Disamping itu lihat juga siapa dosen yang mengajar untuk mata kuliah (matkul-red) tersebut, secara gak semua dosen kan subjektif, ada yang realistis dan betul-betul memberi nilai seobjektif mungkin sesuai dengan kemampuan mahasiswanya. 

Nah, di semester 6 saya pernah gagal sanggup nilai yang sudah saya targetkan. Tidak tanggung-tanggung ada 2 matkul yang sanggup nilai D, mana lagi salah satu matkul tersebut SKSnya tinggi, 3 SKS yang sukses buat IP saya meluncur kolam anak kecil sedang main prosotan. Fiuuuhh! Lemas lihatnya. Gak tahu juga sih kenapa nilai saya memang selalu merosot di tiap semester genap. Tapi up lagi di semester ganjil, selalu menyerupai itu. 

Oke, back to dua nilai yang ancur tadi. Jadilah saya harus mengulang matkul tersebut di semester genap lagi jikalau mau nilai di transkrip berubah. Kalau ngulang di semester genap artinya harus nunggu setahun lagi? Itu artinya (banyak banget yak artinya :p) gak bisa lulus dengan masa waktu kuliah 4 tahun dong menyerupai idealnya. Halaah, itu kan idealnya. Sayangnya jurusan saya kala itu jarang banget yang bisa tamat sempurna waktu. Senior saja masih banyak yang berseliweran, apalah saya ini yang nilainya segitu saja, hihihih. Tak apa-apalah, saya tetap optimis bisa menuntaskan apa yang sudah saya mulai. Makara semester genap berikut sambil KKP, susun anjuran dan juga kuliah. Singkat dongeng semua berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. KKP Alhamdulillah beres dengan nilai yang memuaskan dan kedua nilai tadi juga sudah berhasil disulap menjelma lebih baik, satunya sanggup A dan satu lagi B, Alhamdulillah.

Baca juga: Optimisme: Kunci Sukses Meraih Mimpi

Saya rasa, [hampir] setiap orang pernah mencicipi gagal. Punya kegagalannya masing-masing. Tinggal bagaimana kita menyikapi kegagalan itu. Untuk terus diratapikah? Berdiam diri tanpa harus berusaha bangun dari kegagalan itu sendiri ataukah berusaha dan maju? Moving on! Jika menentukan bangkit, maka kegagalan bisa menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga dan tak ternilai. Saya percaya bahwa gal itu ada biar kita terus berusaha dan tidak praktis berputus asa, pun biar kita juga bisa mencicipi berada di bawah tidak selalu berada di atas. Gimana? Betul apa benul nih? Hihihih, udah ah cukup sekian dulu deh postingan sok motivasi kali ini. Seperti biasa, boleh banget yah share pengalamannya biar kita bisa saling berguru 😉

Akhir kata, mumpung masih berada di bulan Syawal izinkan saya mengucapkan permohonan maaf yang nrimo dari hati. Minal Aidzin wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir Bathin. Maafkan atas segala salah dan khilaf selama ini 🙏🙏



Post a Comment

Post a Comment

 
Top