Bandung - Monolog Cut Nyak Dien mengantarkan model berhijab ini lolos audisi Sunsilk Hijab Hunt 2018 di Bandung, dan mewakili Kota Kembang untuk berkompetisi di Jakarta sebagai finalis, pada Juni 2018 nanti. Ira Ary Monica, memang mengaku sangat memfavoritkan sosok Cut Nyak Dien sebagai jagoan usaha wanita.
Mojang Bandung yang aslinya berdarah Jambi ini sangat menyukai sejarah. Dari sekian banyak sejarah Indonesia yang ia baca, kekagumannya tertuju pada Cut Nyak Dien.
"Tanpa beliau Indonesia nggak akan merdeka. Dia perempuan Aceh yang bisa menggerakkan rakyatnya untuk berjuang," tutur Ira.
Ira Ary Monica jadi Cut Nyak Dien di Sunsilk Hijab Hunt 2018. Foto: Hestianingsih/Wolipop |
"Semenjak Ira mendekat ke Allah banyak banget hal-hal yang Ira dapat. Awalnya kan saya nggak pakai hijab, alasannya di Kota Jambi saya modelling. Tapi saya ibarat banyak mendapatka hadiah dari Allah, apa yang saya inginkan selalu dikasih. Lalu saya berpikir, saya sudah kasih apa ke Allah?" tutur Ira, dikala berbincang perihal #ceritahijabku dengan Wolipop.
Pikiran yang berkecamuk itu kemudian membuatnya memutuskan meninggalkan dunia modelingnya di Jambi dan pindah ke Bandung. Menurutnya, lingkungan di Bandung akan membantunya lebih mantap istiqomah dan berhijab.
"Kalau di Jambi saya merasa bakal susah berubah alasannya lingkunganku. Bukannya di sana nggak baik. Tapi saya butuh sesuatu yang mendukung saya untuk berhijab dan itu ada di Bandung," kata perempuan lulusan UNISBA ini.
Meninggalkan dunia modeling alasannya ingin mantap berhijab, Ira justru mendapat pengganti pekerjaannya di dunia yang sama sehabis menggunakan jilbab. Ya, dikala ini Ira masih berprofesi sebagai model di Bandung, namun kali ini sebagai model berhijab.
Ira Ary Monica finalis Sunsilk Hijab Hunt 2018. Foto: Hestianingsih/Wolipop |
"Aku di Bandung kerja freelance sebagai model hijab. Aku sering foto untuk katalog busana hijab," ucapnya.
Wanita yang berhijab semenjak 2013 ini sempat mengalami insiden kurang menyenangkan perihal menggunakan jilbab. Kala itu, Ira pulang ke Jambi dan menghadiri program pertemuan yang diadakan agensi model daerah ia bekerja dulu.
"Mereka kan tahunya di Jambi saya nggak pakai jilbab. Saat pulang ke Jambi, saya pakai jilbab. Dandananku biasa banget, sederhana, alasannya waktu itu masih belum mengerti styling hijab. Ada beberapa teman yang komentar jika saya lebih anggun tanpa jilbab. Ada pula teman yang ketemu saya tapi akal-akalan nggak lihat, ibarat menghindar. Aku sih pikirnya, ketika kau mau bersahabat dengan Allah niscaya ada saja ujian," ungkap Ira.
Mantap berhijab, berdasarkan Ira lebih banyak hal-hal faktual tiba ke padanya. Setelah diberi ujian demi ujian, Ira kembali mendapat berkah dan hadiah yang tak ternilai harganya dengan menggunakan jilbab.
Post a Comment
Post a Comment