Ini pengalaman kocak sih menurutku. Kejadiannya itu Pihak Unilever sedang mencari orang-orang yang akan bekerja sama mereka. Dan ini adalah untuk fresh graduate gitu. Jadi mereka benar-benar ingin mencari orang-orang yang Smart, Muda, dan memiliki potensi untuk bekerja di perusahaan mereka.
Awalnya mereka meminta kepada calon pelamar untuk mengirimkan lamaran mereka melalui email. Tidak langsung dibalas oleh pihak mereka. Bahkan ketika itu, mereka malah memperpanjang waktu untuk mengirimkan berkas-berkas bagi yang masih ingin mengirimkannya.
Pada saat itu aku sangat bersemangat. Dan aku baca-baca review di internet, sepertinya menarik dan I want that job. Berdasarkan review, disana gajinya besar hahahha, biasa orang masih pengangguran pasti berharap yagn terbaik, dan salah satu hal yang menentukan pekerjaan itu baik adalah dilihat dari salary nya. Sehingga aku mempersiapkan CV sebaik-baik dan selengkap-lengkapnya. Fyi, CV yang kita buat adalah berdasarkan apa yang mereka mau, sehingga, mereka telah memberikan format isian yang harus kita isi berdasarkan yang sebenarnya.
Kemudian selang seminggu, mereka memberikan pengumuman supaya para calon pekerja yang telah mengirimkan email diundang untuk datang ke Aula Mahasiswa Teknik. Ya, mungkin kami beruntung pada saat ini, karena kami kuliah disini. Tapi satu hal yang aku sayang kan adalah, sepertinya, pihak mereka tidak melakukan seleksi atas berkas yang telah kami kirimkan kepada mereka, sehingga teman-teman pelamar yang dari jauh pun datang untuk mencoba peruntungannya. Sehingga banyak sekali pelamar yang datang bahkan dari luar daerah.
Jadi ceritanya ketika giliranku tiba, aku memang sangat gugup pada hari itu. Aku juga ngga mengerti, semakin aku menginginkan sesuatu, aku semakin merasa ga layak mendapatkan nya dan itulah yang kurasakan pada hari itu. Awalnya aku dapat menjawab dengan baik semua pertanyaan, eh jangan lupa, wawancara dengan Unilever selalu menggunakan bahasa inggris. Tetapi pas akhir-akhir jawaban ku semakin ngawur. Hahah, entah mimpi aku pada saat itu.
So, where is the funny part. The funny part is when the interviewer said to me, that I was so nervous. Dia bilang kamu sangat gugup. Dia secara ngga langsung udah nyampein sama aku hasil dari wawancara ku. Dia bilang lain kali kalau wawancara jangan pernah gugup. Kalo kamu wawancara di tempat lain, just be yourself. Percaya diri saja. Jangan terlalu memusingkan banyak hal. Ya emang iya sih, pada saat itu aku benar-benar tidak fokus dan aku tidak bisa memikirkan hal-hal yang sudah aku pelajari sebelumnya.
Sekian cerita dan pengalamanku ketika wawancara Unilever Goes To Campus.
Post a Comment
Post a Comment