Bantul - Yang lawas atau usang bukan berarti jelek. Tetapi justru membawa kenangan indah. Seperti bermacam-macam jajanan kuno yang dijajakan di Pasar Lawas Mataram ini.
Minimnya penjaja jajanan tradisional dikala ini menciptakan warga Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul tergerak untuk menggelar Pasar Lawas Mataram. Kegiatan tersebut bertujuan melestarikan keberadaan jajanan tradisional dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Pantauan detikcom, puluhan orang tampak memadati stand-stand yang berada halaman Masjid Mataram Kota Gede. Stand-stand tersebut menjual aneka jajanan tradisional menyerupai apem beras, kipo, clorot sampai sate kere.
Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom. |
Panitia Pasar Lawas Mataram, Sabariyadi menjelaskan, bahwa penyelenggaraan Pasar Lawas Mataram berawal dari sulitnya masyarakat menemukan jajanan tradisional di kurun modern dikala ini. Berkaca dari hal tersebut, warga ingin mengangkat kembali keberadaan jajanan tradisional.
"Saat ini kita sudah jarang menemukan jajanan yang dijual dikala kita masih kecil. Karena itu kami ingin mengangkat kembali jajanan yang dulu sering dimakan dikala masih kecil lewat Pasar Lawas Mataram," katanya dikala ditemui detikcom di halaman Masjid Mataram Kota Gede, Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Bantul, Minggu (3/11/2019).
Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom. |
Terlebih banyak penjual jajanan lawas yang berasal dari Desa Jagalan. Karena itu, pada tahun 2018, warga bersama Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul mulai mengadakan Pasar Lawas Mataram dan berlanjut sampai tahun ini.
"Apalagi Kota Gede punya potensi besar (untuk mendapat jajanan lawas), khususnya di Desa Jagalan. Karena itu kami ingin menghadirkan kembali jajanan lawas sebagai bentuk melestarikan sekaligus nostalgia bagi masyarakat," imbuh Sabariyadi.
Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom. |
Dia melanjutkan, untuk tahun ini sendiri terdapat puluhan stand yang menjajakan aneka jajanan lawas sampai mainan tradisional. Menurutnya, jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun lalu.
"Tahun kemarin itu kita sediakan 15 gubug (stand penjual jajanan lawas) dan alasannya ialah antusias pengunjung sangat besar, tahun ini kita tambah jadi 30 gubug. Untuk penjual jajanan lawas ini kebanyakan berasal dari (Desa) Jagalan," ungkapnya.
Menurut Sabariyadi, keberadaan Pasar Lawas Mataram ini juga memberi pengaruh nyata bagi masyarakat. Kecuali sanggup memperkenalkan jenis jajanan lawas kepada generasi milenial, perekonomian warga Desa Jagalan juga meningkat.
"Jadi selain melestarikan jajanan tradisional, kita juga sanggup mengangkat perekonomian masyarakat di Desa Jagalan," ucapnya.
Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom. |
Salah seorang pengunjung Pasar Lawas Mataram, Aladriya menyebut bahwa ia gres pertama kali tiba ke event tersebut. Ia tertarik tiba alasannya ialah ingin bernostalgia dengan bermacam-macam jajanan lawas yang tersedia di Pasar Lawas Mataram.
"Baru kali ini saya ke sini, kesan pertama unik ya, alasannya ialah yang dijual itu jajanan dikala saya masih kecil dulu. Makara sanggup sekalian nostalgia juga," katanya.
Warga Kemetiran Kidul, Kelurahan Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen ini mengaku sudah merasakan bermacam-macam jenis jajanan lawas. Adapun jajanan yang sudah ia beli dan cicip seperti, sego megono, kipo dan cendol dawet.
"Jajanannya enak-enak kok. Terus program menyerupai ini berdasarkan saya anggun ya, tapi seharusnya jangan hanya 2 hari, ditambah harinya jadi seminggu gitu agar menyerupai festival," ucapnya.
Simak Video "Bakso Pelangi yang Sehat dan Meriah Warnanya"
[Gambas:Video 20detik]
Post a Comment
Post a Comment