Gisborne - Umumnya ibu-ibu akan ke pasar atau supermarket ketika ingin memasak daging sapi atau ayam. Tapi ibu yang satu ini berbeda dari kebanyakan.
Tui Marama Keenan dari New Zealand tidak akan mendatangi supermarket, pasar tradisional ataupun toko groseri online untuk sepotong daging. Tapi beliau akan mengambil senapan, pergi ke luar rumah, dan berburu sendiri makanannya.
Sudah satu tahun belakangan ini, perempuan 40 tahun tersebut berburu binatang untuk dimasak dan disantap keluarganya. Cara hidup ibarat ini menciptakan uang belanjanya lebih hemat. Dalam setahun, ia dapat menyisihkan uang sampai USD 16 ribu atau sekitar Rp 230 juta.
Foto: Instagram/@hunting_with_tui |
Tui tidak sendirian ketika berburu. Ia berburu rusa, babi, kambing, kelinci sampai lobster bersama suaminya Comrie, yang seorang petugas kepolisian. Tui sendiri merupakan mantan polisi wanita.
Seperti dikutip dari vt.com, sekali berburu Tui dapat mendapat daging untuk seluruh keluarganya yang bila dibelinya di supermarket, dapat menghabiskan biaya USD 600 atau RP 8,6 jutaan per minggu. Terkadang ia juga menukarkan daging binatang hasil buruannya dengan materi kuliner lain dari teman atau tetangga, sehingga uang belanja makin dapat dihemat.
Kebiasaan ibu lima anak ini berburu binatang untuk makan membuatnya didapuk menjadi bintang reality TV 'Hunting with Tui'. Program program tersebut mencakup acara Tui ketika berburu bersama keluarganya.
"Awalnya saya tidak terlalu suka berburu (ketika masih kerja di kepolisian), saya tidak terlalu suka senapan. Aku berada di arena tembak setiap malam dan anak-anakku harus duduk menunggu di kendaraan beroda empat dan melihat ibu mereka menembak sasaran," ujar Tui, yang menjalani latihan tembak selama enam bulan.
Foto: Instagram/@hunting_with_tui |
Keengganan Tui berburu berubah jadi hobi, ketika ia gres melahirkan dan mengalami peningkatan hormon, yang membuatnya lebih emosional. Hewan pertama yang ditembaknya ialah seekor rusa hutan.
"Itulah yang terjadi ketika saya menembak rusa pertamaku. Sebuah insting alami dan sesuatu di dalam diriku berkata, 'Aku diciptakan untuk melaksanakan ini', dan saya tidak pernah berhenti semenjak ketika itu," ungkapnya.
Menurutnya perburuan binatang yang dilakukannya bukan sekadar menembakkan senapan dan mendapat kepuasan. Tapi juga semoga lebih terkoneksi pada alam dan tanah yang ia pijak. Berburu, menguliti dengan benar dan memotong-motong kemudian menyimpannya di freezer menciptakan dirinya dan keluarga jadi lebih menghargai sebuah proses.
"Semua langkah ini memengaruhi hasil selesai produk dan rasanya. Membuatku besar hati dapat mengajari anak-anakku seluruh proses ini. Aku bersyukur tinggal di negara yang membolehkan kami berburu di lahan umum, atau lahan kami sendiri untuk cari makan," pungkasnya.
Post a Comment