Bismillahirrahmanirrahim.....
Hulaaa, kali ini mau kisah ihwal aku dan blog. Sekalian dah menanggapi postingan tema kedua dari group Retno Lestari yang ditulis oleh Blogger Keren? Itu Gimana Sih?
Nah, dengan tidak adanya ikatan harus begini dan begitu aku jadi merasa bebas untuk mengekspresikan diri aku dalam menulis, eits tepatnya curhat kali yah. Toh, gak ada paksaan koq buat orang untuk mau atau tidaknya baca postingan saya. Klo ada yang nyasar kesini terus baca postingan aku dan menurutnya bermanfaat, itu mah bonus banget yah. Syukur-syukur klo besok mau dan sudi berkunjung lagi tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Tidak dipungkiri sih klo pengunjung blog itu ialah motivator terbesar dalam ngeblog, adanya komen yang diberikan oleh sesama Blogger menjadi suatu bentuk kesenangan sendiri. Artinya goresan pena kita diapresiasi oleh Blogger lain. Tapi paling sebel sebetulnya klo ada yang komen tapi gak nyambung, duuhh kriik kriikk banget deh. Kelihatan terang klo orangnya asal aja dalam memberi komen, kita bahasnya apa ia komennya apa, duuh itu mah pribadi masuk ke spam aja deh komen yang menyerupai itu. Belum lagi klo yang komen sebagai Anonym, jiaaahh sok misterius banget siih, emang aku peduli gitu, situ siapa? Yang ada mah komennya pribadi di delete ajah, hahahahh. Thanks, but no thanks deh 😮 Kebanyakan biasanya yang dari luar tuh, dasar spam aja deh mereka!
Ohya, balik lagi ihwal Blogger Merdeka menyerupai yang dibahas Mak Diah Deka, nah klo berdasarkan aku sendiri sih Blogger Merdeka itu yah Blogger yang bebas menentukan dan menentukan pilihannya sendiri untuk blognya. Menentukan niche blog salah satunya. Gak asal terbaru arus mengikuti apa bahan yang kebanyakan dibahas di Blogsphare ini sementara Blogger tersebut sebetulnya kurang menguasai bidang yang dipilihnya.
Misalnya saja alasannya ialah banyak yang ngebahas ihwal traveling ehh tiba-tiba seorang Blogger yang sebelumnya lebih dikenal sebagai Beauty Blogger atau Kuliner Blogger, misalnya, beralih menjadi Travel Blogger, blognya disulap menjadi blog yang membahas dunia traveling sementara sebetulnya ia kurang menguasainya, kurang pengalaman dalam melaksanakan traveling dan sebagainya. Dia lebih cocok memerankan tugas sebelumnya ketimbang menjadi Travel Blogger. Duuh ya, kan itu sayang banget. Bisa jadi pembacanya pada lari, statistik blognya pun akan menurun, dapat juga menyebabkan Domain Authority (DA) dan Page Authority (PA)-nya juga ikutan menurun. Padahal kini mah, DA PA itu sudah jadi salah satu bab terpenting jikalau Blogger tersebut ingin menghasilkan 'sesuatu' dari kegiatan ngeblog ini, atau lebih dikenal dengan monetize blog 🤑
Niche blog itu memang menyerupai pagar, dengan adanya niche dapat mengontrol kita untuk menulis hal-hal yang khusus di blog. Klo blog gado-gado menyerupai aku mah bebas tapi tetap terkontrol juga dong. Loh? Iyah, gak mungkin jugalah bahas yang asal aja, tetap perlu memperhatikan kebenarannya. Tetap perlu banyak membaca, apalagi jikalau ingin menuliskan hal-hal yang penting, engg kali ada yang nyasar kemudian menjadikannya sebuah rujukan, kan ada sumber yang terpercaya yang sebelumnya sudah dituliskan sebagai referensi.
Nah, menyerupai begitulah arti Blogger Merdeka versi saya. Yah, kembali lagi merdeka menentukan perilaku maupun pilihan kita dalam ngeblog, khususnya dalam menentukan niche untuk blog kita semoga lebih terarah dan terkontrol juga, tentunya. Tapi merdeka itu tidak benar-benar bebas sesuka hati melainkan harus bertanggung jawab juga dengan apa yang telah menjadi pilihan kita itu. Bagaimana denganmu, Temans?
Keep Blogging! Sharing is Caring 🤗
Post a Comment