Bismillahirrahmanirrahim.....
Kemarin lihat ada seorang Sahabat yang posting meme di FB wacana hutang. Huaaa, eksklusif keingat klo saya masih ada beberapa posting hutang yang belum beres. Bukan maksud tidak ingin melunasinya (baca = menuntaskan draft yang ada) tetapi kerjaan juga wajib segera diselesaikan dan belum lagi kalau pulang ke rumah Si Bocah udah gak bolehin mamanya pegang gadget lagi semenjak doi mulai kenal nonton via gadget, hohohoh.
Anyway ngomongin wacana hutang. Hmm, semacam topik yg tidak mengecewakan berat, tapi mau tidak mau mari kita bahas aja yuk. Inilah hutang berdasarkan versi saya.
Jujur, bagi saya berhutang atau punya hutang itu sangat berat. Takut, was-was, cemas campur aduk segala macam deh. Klo ditanya pilih berhutang atau jadi pemberi hutang (piutang) mendingan mana? Klo boleh milih, sejujurnya saya gak mau keduanya. Saya gak enakan klo berhutang, takut, aib dan lain sebagainya.
Lalu, kalau piutang? Aduuuuuh, sesungguhnya ini lebih berat lagi sih alasannya yaitu saya sesungguhnya gak tahu cara menagih, aib juga klo mau nagih walau sesungguhnya udah butuh. Makara kalau saya di posisi pemberi hutang (piutang) saya akan ngomongnya menyerempet ajah dengan penuh impian orang itu ngerti maksud dari 'kode' saya. Yah syukur sih klo orangnya sanggup mengerti dan sadar, aduuhh tapi klo nemu orang yang buta hati mati rasa juga mah jangan harap deh. Saya pernah tuh sekali ngalamin menyerupai itu. Dari yang nagih secara halus sampe terang-terangan, tapi jadinya mah sami mawon, eyke gagal cyiiin. Padahal jumlahnya gak banyak sih, tapi waktu itu saya emang lagi butuh banget. Sampe saya nagihnya udah macam ngemis ajah, tetap juga jadinya nihil. Hiiikss :(
Baca juga: Full Day School? Yes, We Can!
Lalu, kalau piutang? Aduuuuuh, sesungguhnya ini lebih berat lagi sih alasannya yaitu saya sesungguhnya gak tahu cara menagih, aib juga klo mau nagih walau sesungguhnya udah butuh. Makara kalau saya di posisi pemberi hutang (piutang) saya akan ngomongnya menyerempet ajah dengan penuh impian orang itu ngerti maksud dari 'kode' saya. Yah syukur sih klo orangnya sanggup mengerti dan sadar, aduuhh tapi klo nemu orang yang buta hati mati rasa juga mah jangan harap deh. Saya pernah tuh sekali ngalamin menyerupai itu. Dari yang nagih secara halus sampe terang-terangan, tapi jadinya mah sami mawon, eyke gagal cyiiin. Padahal jumlahnya gak banyak sih, tapi waktu itu saya emang lagi butuh banget. Sampe saya nagihnya udah macam ngemis ajah, tetap juga jadinya nihil. Hiiikss :(
Baca juga: Full Day School? Yes, We Can!
Janji pun Juga Hutang!
Bukan hanya materi, tapi tanpa kita sadari bahwa kesepakatan pun itu yaitu hutang. Jadi, janganlah berjanji kalau kita tidak sanggup menepatinya. Terlebih lagi berjanji sesuatu ke anak kecil. Owh, big NO ya! Karena sekali berjanji mereka akan terus mengingat lalu menagihnya. Jika kita tidak sanggup menepati kesepakatan kita itu, mereka pun akan kecewa dan kepercayaannya ke kita pun akan hilang. Makara sebisa mungkin hindarilah berjanji pada anak kita ya, Mak :)
Hutang itu Harus Dibayar!
Coba ambil waktu sejenak, berdiam dan berfikir sambil mengingat apakah kita pernah berjanji ke seseorang? Apakah kita memiliki hutang? Jika jawabannya "tidak" beruntunglah, bersyukurlah alasannya yaitu kita tidak perlu melunasinya. Tapi kalau jawabannya yaitu sebaliknya, oh wahai yang berhutang segeralah membayar segala hutang yang kita miliki jangan hingga kita tidak punya waktu lagi untuk melunasinya #OupsNotedToMySelfJugaIni.
Karena hutang itu yaitu kewajiban yang harus dibayarkan, maka segerakanlah. Jangan Pernah Sepelekan Hutang! Tulisan ini sekaligus menanggapi postingan Mak Haeriyah Syamsuddin pada web KEB yang berjudul Bayarlah Utangmu Sebelum Ditagih.
Bagaimana dengan Mak dan Pak sekalian? Share juga yuks ;)
Post a Comment