0 Comment
Bismillahirrahmanirrahim.... 

Bulan baru, semangat gres dong yah! Nah, sehabis libur sebulan postingan colab ama Uminya Iyan-Iyas, kali ini kami tiba lagi. Mengambil tema seputaran kebiasaan kami menggendong bawah umur kami. Iyah, tidak hanya di rumah begitu pula jikalau bepergian keluar rumah.


Lah, emang kenapa dengan menggendong? Gak apa-apa sih, tapi tanpa kita sadari bantu-membantu banyak juga lho yang kurang sepakat dengan tradisi menggendong ini. Ah, masa sih? Iyah, beneran. Kata Mbak Ria gitu, jadi bentar jangan lupa intipin ceritanya juga yah. Tapi tuntas baca dongeng aku dulu yah, hihihih.

Alasan Menggendong

Kenapa sih harus menggendong? Praktis! Yes, kalau aku sih menggendong itu lebih simpel daripada jalan dengan stroller. Hmm, bukan berarti saya bilang tidak untuk stroller lho yah. Kadang malah aku rasa repot aja klo harus berurusan dengan stroller. Menggendong sambil gandeng si Kakak rasanya malah lebih kepegang daripada simpan Adek di dalam stroller.


Menggendong itu dapat jadi bonding antara anak dan ortu! Siapa sepakat dengan ini, ayooo ngacuuung? 🙋Iyah dong yah, dengan menggendong relasi antara anak dan ortu semakin dekat. Bahkan lihat bapak-bapak yang happy menggendong anak baik dengan alat gendongan atau manual itu jauh lebih kece lho, serius. Bapak idaman gitu daah, heheheh. 
Apalagi kini ini alat gendong itu sudah bermacam-macam macamnya. Dari yang tradisional sampai yang keren, yang didesaign khusus tidak hanya untuk kenyamanan anak tapi juga Si penggendong. Sebutlah hipseat, bentuknya yang keren dan dapat buat anak nyaman digendong dalam posisi duduk. Anak akan merasa hening alasannya yaitu ibarat duduk di dingklik dan ortu yang menggendong pun tidak pegal ataupun sibuk atur posisi nyaman anak maupun dirinya. Yaah, menggendong anak sambil tawaf di mall itu sesuatu lho. Apalagi kalau BB anaknya yang lumayan, dapat encok bookk, hihihih.


Bagi yang masih terbiasa dengan gendongan tradisional, kain panjang atau biasa lebih dikenal dengan jarik itu juga baiklah punya deh. Saya bahagia dan selalu kagum lihat orang yang menggendong dengan alat itu. Secara aku tidak bisa. Berkali coba tapi rasanya sulit. Mungkin alasannya yaitu gak terbiasa sih yah. Padahal menggendong dengan jarik 'kan itu khas Indonesia banget yah, kain batiknya itu lho. Saya naksir dan aku juga pengen banget deh dapat menggendong dengan jarik.

Warna-Warni Menggendong Anak

Hmm, tadi udah aku bilang kan kalau menggendong itu lebih simpel dan merasa aman. Kenapa? Karena pernah insiden sekali waktu Adek Fawwaz masih baby, sekitaran 2 bulanan. Kebetulan Kak Ira Hamid sedang berkunjung ke Kendari dalam rangka wisuda Adiknya. Naah, janjianlah kami untuk kopdar perdana Blogger Sultra.

Setelah beres makan, kami berpindah daerah untuk window shopping gitu deh. Lagi asyik lihat-lihat, eeh Kakak Faraz tiba-tiba menghilang padahal gres aja berkeliaran di sekitaran kami bareng Wahyu - anak Kak Ira. Langsung panik dong, aku tengok kanan kiri tapi gak nemu juga. Adek di dalam stroller, syukurnya lagi hening dan gak rewel. Refleks pribadi sodorin tuh stroller ke salah satu dari kami, lupa aku waktu itu siapa? Kak Ira apa Jenk Raya ya? Yang terang aku udah panik aja lari keliling mencari. Jenk Irna pun mengarah keluar untuk mencari dan Alhamdulillah, ketemu. 

Disitulah awal mula aku malas untuk pakai stroller, apalagi kalau jalan ibarat ini. Mending gendong Adek aja deh sambil pegang Kakak daripada satu dalam stroller satunya lagi lepas berseliweran kesana kemari. Kecuali perginya bareng PakSu ya hayuk ajalah dibantu dengan stroller
Nah, itu tadi dongeng kalau sedang jalan keluar. Beda lagi ceritanya kalau ketika ada di rumah, Adek itu selalu ingin nempel. Kalau nurutin maunya main sambil digendong terus mah dapat jadi kerjaan gak ada yang beres. Mau tak mau, ya kerja sambil menggendong. Tidak sekali dua kali saja menjemur pakaian ya sambil menggendong juga. Terkadang kalau masak juga malah menggendong, tapi untuk urusan menggoreng aku tidak berani sambil menggendong alasannya yaitu aku gak mau ambil resiko anak aku kena percikan minyak panas, huhuhuh.

Menggendong Bayi Zaman Now

Harusnya kita itu gembira dong yah dengan kebiasaan menggendong anak/bayi. Karena ketika ini di Indonesia itu ada komunitas menggendong bayi. Komunitas ini sudah menyebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Suatu perkumpulan ibu-ibu yang diedukasi  perihal manfaat kebiasaan menggendong dan cara yang sempurna untuk menggendong. Selama ini kita tidak menyadari bahwa menggendong pun itu punya tata caranya sendiri. Bagaimana biar posisi anak nyaman dan dapat selalu dalam dekapan kita, utamanya nih bagi yang memakai alat gendongan.

Tidak hanya itu saja, di komunitas ini ada semacam perpustakaan gendongan gitu. Kaprikornus semua membernya berkesempatan untuk meminjam alat gendongan secara gratis hanya saja biaya ongkos kirim bolak-balik dari dan ke daerah tujuan itu  ditanggung oleh Si peminjam alat gendongan tersebut. Nah, asyik banget ya? Bisa berkesempatan meminjam dan mencicipi alat gendongan keluaran gres tanpa harus membeli.

Begitulah dongeng aku perihal menggendong. Intinya mah menggendong anak itu menyenangkan. Dibuat asyik aja alasannya yaitu gak sepanjang usia juga kita akan menggendong bawah umur kita. Jika mereka sudah dapat berjalan pastinya mereka lebih menentukan untuk berjalan sendiri bahkan berlari, explore sana sini. Malah kebiasaan menggendong dapat menjadi hal yang sangat dirindukan. Nah, gimana bu-ibuk, pak-bapak? Semangat menggendong yaah. 😍



Post a Comment

 
Top