Bismillahirrahmanirrahim.....
Hulaaa, mau dongeng dikit dulu yah. Senin siang kemarin bad thing happened! Kecerobohan akut kumat, akhirnya HP jatuh entah dimana, curiganya sih di taxi dikala perjalanan balik ke kantor. Sepertinya saya lupa dikala nyimpan si HP ke dalam tas kecil, dikala saya sibuk cari duit pas buat bayar ongkos taxinya. Setelah bayar, lupa ngecek lagi apa aja yang masih tertinggal di kursi penumpang itu dan yang ada saya buru-buru pribadi main turun aja tanpa a-i-u-e-o lagi. Barulah sadar klo si HP gak ada itu sekitaran 15 menit kemudian. Saya coba telpon tapi gak diangkat. Sempat sekali ada telpon masuk dari nomerku itu tapi giliran saya telpon balik eh malah gak diangkat. Sekalinya diangkat tapi orangnya malah gak mau ngomong, hiiiksss, KZL! ZBL! 😠
Kebetulan siang itu lagi ada urusan di luar, sekalian aja mampir ke pool taxi yang tadi saya gunakan. Tiba disana, buat laporan ke petugas kemudian diminta menunggu sebentar biar si driver tiba ke pool, tapi kata si driver gak lihat HP ketinggalan dikala itu, hiikks. Ntahlah, semoga aja si drivernya ini jujur. Belum sanggup move on ini, huhuhuh. Yasudlah daripada makin KZL and ZBL menjadi-jadi gini mending healing perasaan by update blog dululah yah sambil berdoa jikalau memang masih rejeki untuk kembali, si HP sanggup balik lagi ke saya #ngarepbangetdaah. Atau sanggup secepatnya sanggup gantinya, huhuhuh. 😭
Traveling perdana Faraz, 7bulan (Juli 2015) |
Seperti yang saya bilang pada postingan ahad kemudian bahwa mulai Januari ini akan ada beberapa kerja sama dengan Sahabat-Sahabat Blogger saya. Naah diantaranya ada Sultra Blogger Talk which is dari namanya aja berarti kerja sama ini dengan Blogger asal Sultra. Siapakah mereka? Yeaaay, beliau yaitu IrLy dan Kak Irawati Hamid. Untuk dikala ini cuma kami bertiga aja, entahlah kedepannya apakah akan ada pertambahan personil atau bagaimana, well see aja yak. Anyway tema pertama ini kami akan membahas perihal "Transportasi Laut".
Jangan lupa baca dongeng mereka juga ya:
Kak Irawati Hamid: 3 Jenis Transportasi Laut yang Ada di Kota Bau-Bau dan Kabupaten Buton.
Bagi kedua sobat saya, memakai transportasi maritim yaitu hal yang bersahabat bagi mereka. IrLy waktu bertugas di Raha dulu sering bolak-balik Raha - Kendari biar sanggup berjumpa dengan kedua orang bau tanah dan juga saudara-saudaranya, sedangkan Kak Irawati Hamid ini yang paling bersahabat dengan moda transportasi yang satu ini alasannya yaitu doi tiap weekend harus memakai boat biar sanggup bertemu Sang Suami dan juga Anak tercinta di Pulau Seberang dari Baubau. Sedangkan saya? Waktu dulu sanggup dihitung jari deh saya memakai kapal laut, ferry, boat ataupun jenis lain dari transportasi maritim alasannya yaitu emang saya gak ada tujuan untuk menyebrang pulau. Saat di project sebelumnya beberapa kali emang field visit memakai boat tapi yah begitulah rasanya gak ada yang spesial-spesial amat. Saya hanya naik ke kapal/boat kemudian duduk anggun hingga hingga pelabuhan tujuan.
Berbedalah sehabis saya menikah, kebetulan sanggup Pak Suami yang kampung halamannya di Raha yang mana untuk hingga kesana itu harus menyebrang, jadilah harus pakai boat ataupun ferry. Mulai 2014 itu saya juga ikut mencicipi arus pulang kampung dikala Idulfitri tiba ataupun ikut Beliau pulang kampung ketika ada hajatan di Kampung. Agenda pulang kampung dikala Idulfitri yaitu agenda rutin dan paten, baginya wajib banget untuk berlebaran bersama orang tuanya. Kaprikornus biar lebih adil, kami akan berlebaran Idul Fitri di Raha dan berlebaran Idul Adha di keluarga saya, so far sih jadwalnya menyerupai itu.
Sejak menikah sudah beberapa kali saya pulang kampung bersama Pak Suami begitupula dengan hadirnya Faraz di tengah-tengah kami. Pengalaman traveling sendiri, bersama rekan kerja, pasangan bahkan bersama anak punya dongeng sendiri-sendiri. Jika pergi sendiri atau bersama rekan kerja dan juga pasangan mungkin kita sanggup dingin angsa saja, gak pusing mau di VIP, kelas direktur atau bahkan di dek ekonomi sekalipun sepakat saja yang penting hingga dengan selamat di daerah tujuan. Nah, jikalau traveling bersama anak, apalagi masih bayi benar-benar deh harus memperhatikan banyak hal. Utamanya kenyamanan anak kita.
Waktu pertama kali pulang kampung dengan membawa Faraz; pulang kampung Idulfitri 2015 yang lalu. Saya dari jauh-jauh hari udah wanti-wanti ke Pak Suami biar memesan daerah duduk yang VIP. Walau sebetulnya tiket kapal itu gres sanggup dibeli H-1 keberangkatan. Tapi saya udah warning keras gak bakalan mau berangkat klo gak sanggup tiket VIP, hihihih. Iyah doong, ini bakalan jadi traveling pertama buat Faraz makanya sebisa mungkin saya ingin mengakibatkan ini yaitu perjalanan yang nyaman baginya. Gak rewel selama perjalanan ataupun malah jadi trauma. Aduuuuh, big no banget deh itu!
Yeaaay, karenanya H-1 keberangkatan Pak Suami pulang membawa dua tiket VIP untuk kami. OK, lanjut packing dah. Ups, satu lagi sebelum berangkat saya bilang klo selama perjalanan gak boleh kemana-mana, duduk anggun aja disamping kami. Iyah, saya bilang gitu alasannya yaitu selama ini doi tuh sering banget beredar di atas kapal dengan alasan cari udara segar, bosan duduk sepanjang jalan - katanya. Tapi alasannya yaitu kali ini travelingnya bersama anak dan untuk pertama kalinya, saya pun request menyerupai itu. Yaah biar saya gak merasa sendiri dong urus anak sepanjang jalan. FYI perjalanan dengan kapal cepat dari Kendari ke Raha [dan atau sebaliknya] itu sekitar 3 jam. Kebayang dong ya bakalan menyerupai apa? 😏
Waktu pertama kali pulang kampung dengan membawa Faraz; pulang kampung Idulfitri 2015 yang lalu. Saya dari jauh-jauh hari udah wanti-wanti ke Pak Suami biar memesan daerah duduk yang VIP. Walau sebetulnya tiket kapal itu gres sanggup dibeli H-1 keberangkatan. Tapi saya udah warning keras gak bakalan mau berangkat klo gak sanggup tiket VIP, hihihih. Iyah doong, ini bakalan jadi traveling pertama buat Faraz makanya sebisa mungkin saya ingin mengakibatkan ini yaitu perjalanan yang nyaman baginya. Gak rewel selama perjalanan ataupun malah jadi trauma. Aduuuuh, big no banget deh itu!
Yeaaay, karenanya H-1 keberangkatan Pak Suami pulang membawa dua tiket VIP untuk kami. OK, lanjut packing dah. Ups, satu lagi sebelum berangkat saya bilang klo selama perjalanan gak boleh kemana-mana, duduk anggun aja disamping kami. Iyah, saya bilang gitu alasannya yaitu selama ini doi tuh sering banget beredar di atas kapal dengan alasan cari udara segar, bosan duduk sepanjang jalan - katanya. Tapi alasannya yaitu kali ini travelingnya bersama anak dan untuk pertama kalinya, saya pun request menyerupai itu. Yaah biar saya gak merasa sendiri dong urus anak sepanjang jalan. FYI perjalanan dengan kapal cepat dari Kendari ke Raha [dan atau sebaliknya] itu sekitar 3 jam. Kebayang dong ya bakalan menyerupai apa? 😏
Alhamdulillah, sepanjang perjalanan pun Faraz anteng aja. Gak rewel, gak nangis, malah asyik tidur. Mungkin berasa di ayun-ayun kali yah. Padahal emaknya udah was-was bin cemas, apalagi dikala itu ombaknya lumayan, uhuuy. Alhamdulillah hingga dengan selamat ke Kampoeng Bapaknya dan pengalaman traveling pertama dengan memakai transportasi maritim (kapal cepat) kali ini sanggup dibilang berjalan sukses.
Oh ya, bulan kemarin kami sempat pulang kampung lagi alasannya yaitu ada hajatan keluarga. Itu juga mudiknya singkat banget, tapi sempat buat saya dongkol dikala perjalanan balik ke Kendari. Gimana nggak klo udah beli tiket kapal cepat eehh malah ketinggalan kapal gegara Pak Suami santai banget dikala akan berangkat, jadi deh ketinggalan kapal, fufufuuh. Yang tadinya ingin berangkat dengan kapal cepat malah jadi berangkat malam dengan kapal lain. Saya paling malas sebetulnya naik kapal malam, apalagi klo gak sanggup kamar! Duuuh alamat deh bakalan menggerutu sepanjang jalan. Seperti kali itu alasannya yaitu Pak Suami gak bergegas cari kamar, yang ada kami terpaksa harus berbaur dengan penumpang lain di dek ekonomi. Syukur sih dikala itu orang yang di jejeran kami gak ada yang merokok, kebetulan dapatnya daerah yang dominan penumpang wanita. Tapi sepanjang malam saya gak sanggup tidur alasannya yaitu kepanasan apalagi lihat Faraz yang keringatan, jadi deh sibuk kipasin biar doi tidurnya gak gerah, untungnya gak rewel.
Baca juga: Ketika Faraz Cacar dan Trip to Jekardah
Pernah sekali saya naik kapal malam dan gak sanggup kamar juga, yang ada saya gak sanggup tidur sepanjang jalan. Padahal jarak tempuh itu dua kali lipat jikalau kita memakai kapal cepat. Saya nyaris sesak nafas kala itu gegara penumpang sekitar ngebul asap dimana-mana, hiiks mana dikala itu dalam keadaan hamil pula. Makanya dikala traveling perdana itu saya bilang gak mau klo gak sanggup tiket VIP, alasannya yaitu klo pas ekspresi dominan pulang kampung bakalan banyak penumpang, salah dikit kita bakalan sanggup kelas ekonomi dan duuuhh kebanyakan orang mah gak peduli dengan penumpang lain, ngebul asap aja sepanjang waktu walau Ramadhan yang mana orang harusnya berpuasa termasuk tidak merokok!
Seperti begitulah pengalaman saya selama ini traveling bersama anak dengan memakai transportasi laut. Alhamdulillah so far sih Faraz gak rewel di perjalanan. Tapi penting banget deh untuk memperhatikan kondisi anak sebelum kita melaksanakan perjalanan apalagi dengan menyebrang maritim gitu. Klo kondisi anak kurang fit, jikalau memungkinkan mending ditunda aja dulu perjalanannya daripada di jalan anak jadi rewel dan kita pun tidak menikmati perjalanan, kan? Klo anak sehat, kita pun juga sanggup menikmati perjalanan, sanggup sekalian mengenalkan anak perihal maritim dan sekitarnya. Sekalian emaknya pun juga sanggup selfie-selfian loh #eeh 😆
Faraz 2tahun, Desember 2016 |
Punya pengalaman traveling bersama anak dengan memakai transportasi maritim juga? Sharing di komen juga yuks dan hingga ketemu di tema Sultra Blogger Talk berikutnya yaaah^^
Post a Comment