0 Comment
Ilustrasi WhatsApp (Foto: Carl Court/Getty Images)Ilustrasi WhatsApp (Foto: Carl Court/Getty Images)

Jakarta - Aksi memboikot Facebook selama 24 jam yang digaungkan Operation Faceblock pada 11 April 2018 turut menciptakan WhatsApp, Instagram dan Messenger terkena getahnya.

Seperti diketahui, pada 11 April, CEO Facebook Mark Zuckerberg dijadwalkan bersaksi di Congress AS soal privasi data. Di hari yang sama, Operation Faceblock akan digelar.

Operation Faceblock yakni agresi memboikot dan tidak menggunakan layanan Facebook selama satu hari. Ajakan boikot ini juga berlaku untuk layanan lain yang berada di bawah naungan Facebook yakni WhatsApp, Instagram dan Messenger.



Aksi boikot Facebook, WhatsApp, Instagram dan Messenger seharian pada 11 April, dilakukan untuk memprotes bocornya profil 87 juta pengguna Facebook ke Cambridge Analytica.

Ajakan ini pun ditanggapi bermacam-macam reaksi netizen. Ada yang mengaku sudah jauh-jauh hari menghapus aplikasi Facebook mereka, ada juga yang merasa masih berat untuk berpisah dari Facebook.













Seruan ini memang kencang digaungkan di Amerika Serikat dan Eropa. Meski demikian, tak sedikit pula netizen asal Indonesia yang bereaksi atas undangan ini. Beberapa netizen mengaku tidak persoalan meninggalkan Facebook, namun bila diminta tidak menggunakan WhatsApp dan Instagram, mereka harus berpikir ulang sebab merasa sudah ketergantungan.

Pembaca detikINET dengan akun detikID Jacobus Setiono berpendapat, undangan ini tidak akan didengar para pengguna di Indonesia, mengingat pengguna medsos Indonesia sangat absurd medsos.

"Di Indonesia mah gak ngaruh apa-apa, jalan terus. Di Indonesia hidup tanpa sosmed terasa sayur tanpa garam. Bisa absurd kalau ga pegang HP main Instagram, chat di WA," komentarnya.



Sementara pembaca detikINET lainnya dengan akun detikID Rheza berpendapat, bila undangan ini diikuti oleh para pengguna di Indonesia, maka akan kuat terutama bagi pengguna WhatsApp.

"Ngaruh lah, banyak orang Indonesia di atas 20th hingga 50th menggunakan WhatsApp untuk social maupun bisnis," sebutnya.




Juru bicara Operation Faceblock Laura Ullman menyebutkan, agresi boikot akan menawarkan pesan yang kuat bagi raksasa jejaring media umum tersebut soal keseriusan mereka mengenai privasi data.

Meski perkara Cambridge Analytica menciptakan banyak orang sudah menghapus aplikasi Facebooknya, Ullman meyakini kalau masih banyak yang menggunakan Facebook dan layanan lain yang berada di bawah naungannya. Ullman pun yakin banyak yang mau berpartisipasi dalam agresi boikot ini.

"Kami menentukan 11 April sebab ingin memperlihatkan ke Zuckerberg dan pemerintah AS kalau kami menginginkan perubahan. Ini yakni tanggung jawab Facebook untuk mengatur platformnya, namun ini juga tanggung jawab pemerintah untuk memastikan para perusahaan melindungi data dan mengatur monopoli," ujar Ullman.

Saksikan video 20Detik untuk mengetahui reaksi netizen terhadap gerakan boikot Facebook di sini:

[Gambas:Video 20detik]


Selain tak menggunakan Facebook, WhatsApp, Instagram dan Messenger pada 11 April, Ullman juga menyarankan para akseptor agresi boikot ini menulis surat ke Zuckerberg. Ullman mengajak bagi yang tertarik mengikuti agresi ini untuk mengunjungi tautan www.facebookblackout.org.

[Gambas:Video 20detik]

Post a Comment

 
Top