0 Comment
Bismillahirrahmanirrahim..... 

Uhuuy, kesannya sehabis sekian judul yang dicoret *asistensi judul skripsi ketika S1 mah lewat* untuk collab with Uminya Iyas-Iyan ini kesannya sanggup tayang lagi. Daripada gagal mulu, alasannya yaitu temanya yang menantang itu yasudahlah mari mengolah kata aja jadi sebuah blogpost collab ini. Awalnya sih sempat ragu lagi di sayanya *emang lebih banyak saya yang ragu sih sebenarnya* tapi ya sudahlah, cuss yuuks, maariiii. Jangan lupa mampir baca cerita Mbak Ria juga yah.😉


Emak-Emak Selalu Benar? Iyahkah?

Hmm, niscaya sering dong ya dengar ungkapan "The Power of Emak-Emak Selalu Benar" menyerupai ini? Sebagai Emak-Emak, niscaya BT banget kan ya kalau disamaratakan menyerupai itu. Lah, Emak kan emang selalu benar apalagi kalau menyangkut urusan anak-anaknya, keluarganya. Gimana tidak, kalau di tangan Emak lah semua kunci jawabannya. Yeee kaaaan? Hihihih. Jadi, sebetulnya Emak gak selalu benar juga sih, ada kalanya Emak juga salah koq tapi mengalahkan rasa ego itulah yang kadang masih sulit untuk dilakukan. Menurunkan levelnya saja masih terasa berat, makanya tuh kadang sering muncul perang. Upsss, tapi kita jangan hingga perang yah, please! Peace ✌

Baca juga: Stop Mom War! Setiap Ibu itu Special 

Emak-Emak Selalu Benar? Tanya Kenapa?

Kenapa Emak-Emak [dianggap] selalu benar? Yah, mungkin alasannya yaitu kebanyakan Emak-Emak emang gak mau ngalah kalau soal mengutarakan pendapatnya bahkan mungkin akan terkesan ngotot gitu yah. Hmm, perlu dimaklumi juga dong ya Emak itu sudah pusing dengan segudang aktivitasnya, sudah capek, lelah, banyak problem terus ada yang nyolot akan sesuatu jadilah ribut dan ujung-ujungnya image itu tertanam kalau Emak-Emak [maunya] selalu benar. Tapi masuk akal dong kalau contohnya Emak merasa benar ke pasangan alasannya yaitu Emak sudah mengutarakan pendapat mungkin lebih ke arahan/perintah, minta tolong sesuatu dengan detail tapi tidak dituruti sesuai instruksi. Yang pada kenyataan perkataan Emak tadi emang benar adanya. Duh, itu niscaya buat dongkol banget yah. Mana gitu ujung-ujung Emak lagi yang dianggap selalu benar. Bukankah ini malah jatuhnya Emak serba salah? 🙄

STOP Beranggapan bahwa Emak-Emak Selalu Benar!

Buat yang masih sering beranggapan bahwa Emak-Emak itu selalu benar! Hey, sadarlah. Makara Emak itu susah, you know? Daripada selalu menjudge Emak-Emak selalu benar mending pada bantuin Emak lah buat ringanin bebannya. Menjadi seorang Emak itu dituntut untuk jadi serba bisa. Tidak hanya sebagai seorang Ibu, tapi juga jadi sekaligus guru, juru masak, perawat, jago keuangan, petugas kebersihan, petugas keamanan dan masih banyak lagi status lain yang harus diembannya demi anak-anaknya dan seluruh anggota keluarga.

Baca juga: Tentang Pengelolaan Keuangan

Gimana tidak jikalau Emak itu harus dituntut serba sanggup dalam waktu bersamaan! Bisa mendidik anak-anaknya dengan baik alasannya yaitu Madrasah pertama ada di tangan Emak. Tidak hanya itu, Emak dituntut pula untuk sanggup menjadi juru masak/koki yang handal alasannya yaitu segala urusan gizi anak dan keluarga itu menjadi tanggung jawabnya. Belum cukup segitu saja, Emak juga harus akil mengatur keuangan keluarga, supaya bagaimana caranya sanggup mengelola keuangan keluarga dan tetap bertahan hingga ketika gajian tiba. Menjadi juru rawat, petugas kebersihan dan keamanan tuntutannya yaitu Emak sanggup memastikan kebersihan seluruh anggota keluarga dan rumah supaya tetap bersih. Jika ada anggota keluarga yang sakit Emaklah yang tidak sanggup tidur alasannya yaitu setia menemani dan menyiapkan segala kebutuhan. Emak pula yang paling terakhir tidur alasannya yaitu harus memastikan semua pintu telah terkunci dengan baik, mengecek kembali dapur apakah kompor telah padam atau belum supaya terhindar dari ancaman kebakaran.

Nah, jikalau menyerupai ini masih mau bilang Emak-Emak selalu benar? Duh, tolonglah yah mari menghargai jeri payah Emak. Harusnya Emak dibentuk bahagia bukan dilabeli dengan julukan Emak-Emak selalu benar. Karena tidak semua juga koq Emak benar, tapi tidak semua juga Emak salah. Bukankah insan memang fitrahnya menyerupai itu? Tidak ada insan yang sempurna, kita semua cuma ingin menjadi insan baik yang sanggup bermanfaat buat orang lain, agama, lingkungan sekitar dan terutama keluarga. Benar apa betul nih? Semoga kita semua sanggup jadi yang bermanfaat untuk sesama yah.🤗

Salam sayang!
Cheers,



Post a Comment

 
Top