Jakarta - Banyak yang mengira malware hanya menjangkit PC maupun notebook. Nyatanya sebuah printer sanggup pula terkena serangan serupa.
Market Development Manager HP Indonesia Aditya Suryadinaga, memaparkan temuan dari forum riset Penemon Institute pada 2.000 perusahan ternama. Disebutkan sebanyak 64% IT manager yang disurvei memgetahui printer mereka pernah terkena serangan Malware. Sayangnya mereka tidak sanggup berbuat banyak.
"Jika komputer kan ada antivirus untuk menangkal malware, di printer tidak mempunyai tools. Kaprikornus banyak staf IT tidak sanggup berbuat apa-apa ketika printer terinfeksi malware," kata Aditya dikala program peluncuran A3 MFP di JW Marriott, Jakarta, Selasa (9/5/2017).
"Lebih dari 70% lebih konsen ke PC dan mobile. Sementara yang peduli terhadap keamanan printer hanya 18% saja," ungkap Aditya.
Cara Penyebaran
Malware mulai masuk lewat network interface card, kemudian mereka merusak BIOS. Selanjutnya malware masuk ke hard disk yang tersimpan dalam printer.
"Ketika malware sudah di hardware, ia akan mengubah settingan di control panel printer sampai input dan output tray," terang Aditya.
Bila tidak ditangani, Malware terdaput sanggup sangat merugikan perusahaan. Sebab akan banyak data penting yang mereka curi.
Menyadari hal tersebut, pihak HP pun menyematkan sistem keamanan pada jajaran printer A3 MFP. Yang sanggup menangkal pencurian data oleh malware lewat mesin cetak.
Sistem keamanan HP akan mengecek BIOS dan firmware apakah sesuai dengan standarnya. Bila telah diubah, printer akan mati dan recovery. Proses ini tidak diketahui oleh pengguna.
"HP juga menawarkan JetAdvantage Security Manager, untuk membantu pengontrolan keamanan printer. Kami pun melaksanakan enkripsi dan autentifikasi," tutup Aditya.
Post a Comment