0 Comment
Pameran Fashion Muslim di Jerman Tuai Kontroversi, Hijab Disebut Penindasan

Foto: Dok. Instagram @dianpelangiFoto: Dok. Instagram @dianpelangi

Jakarta - Desainer busana muslim Dian Pelangi sukses pamer karya di International Fashion Summit (Sommet International de la Mode), Paris Fashion Week for Peace, Paris, Prancis. Saat menggelar show di Paris, Dian Pelangi bercerita jikalau ia sempat mengalami perilaku diskriminasi.

Desainer berusia 26 tahun ini menuturkan jikalau Paris belum ramah hijab. Masih ada sekelompok masyarakat yang memandang miring dengan pemakaian hijab. Seperti ketika ia tiba ke salah satu restoran di Paris dan tidak dilayani alasannya yaitu mengenakan hijab.

"Waktu itu sempat habis fashion show mau makan di salah satu restoran di sana, nggak dilayani sama waiter-nya. Sampai satu setengah jam lebih di situ nggak dilayani juga jadinya saya pergi. Masih ada bbeberapa orang di sana yang belum mendapatkan hijab," dongeng Dian Pelangi ketika berbincang dengan Wolipop di Restoran Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Selatan, Rabu (18/10/2017).

Curhat Dian Pelangi Alami Diskriminasi di Paris alasannya yaitu HijabFoto: Dok. Instagram @dianpelangi

Tidak hanya ketika makan di restoran, sebelum fashion show pun Dian Pelangi sempat debat dengan penyelenggara acara. Pasalnya, model-model yang nanti akan membawakan busana rancangan desainer berdarah Palembang itu awalnya tidak diizinkan semua berhijab.

Dian Pelangi tidak mau hal tersebut terjadi. Ia pun berusaha keras biar semua modelnya menggunakan jilbab. Ia merasa bertanggung jawab akan imej perempuan muslim yang berhijab.

"Sempat diminta copot kerudungnya sama penyelenggara di sana. Makara lima model pakai hijab dan lima nggak pakai. Kata mereka soalnya di sini susah diterima jikalau semua berhijab dan nggak mau kontroversial. Aku nggak sanggup begitu, saya nggak mau, desainer jangan diatur-atur, alasannya yaitu saya merasa bertanggung jawab ya mewakili muslimah berhijab lainnya. Akhirnya diizinkan," papar Dian Pelangi lagi.
Curhat Dian Pelangi Alami Diskriminasi di Paris alasannya yaitu HijabFoto: Dok. Arina Yulistara/Wolipop

Menurut Dian Pelangi, perempuan berhijab di Paris, Prancis, masih harus berjuang dengan iktikad mereka. Untuk menemukan hijab yang nyaman pun tidak semudah di Indonesia. Maka dari itu, Dian Pelangi memaklumi bila banyak hijabers Prancis dan negara barat lainnya yang masih menawarkan leher alasannya yaitu keterbatasan mereka.

Sikap diskriminasi yang ada di tengah masyarakat juga menjadi faktor mereka tidak menutup hijab secara sepenuhnya. Hal ini diketahui Dian Pelangi sehabis sempat mengadakan temu blogger usai fashion show di Paris, Prancis.

"Untuk mencari busana mereka lebih pilih pesan online alasannya yaitu toko belum ada. Paling mereka lebih suka beli baju di mainstream merk menyerupai Zara, H&M. Mereka belinya juga bukan kerudung tapi syal ya. Yang penting buat mereka pakai rok dan baju panjang. Makanya maklumi saja jikalau mereka masih kelihatan leher alasannya yaitu diskriminasi itu ya. Jangan sinis jikalau mereka masih kelihatan leher atau rambut," tutupnya.

Post a Comment

 
Top