0 Comment
Kenalan dengan Nyimas, Skater Cilik Berhijab Peraih Medali di Asian Games

Foto: Dok. Instagram @revinchairaniFoto: Dok. Instagram @revinchairani

Jakarta - Jarang perempuan yang tertarik dengan permainan skateboard. Namun tidak dengan Revin Chairani. Hijabers imut asal Bandung itu hobi main skateboard hingga pernah menjadi juara kompetisi skateboarding. Yuk mengenal lebih bersahabat dengan Revin.

Saat berbincang dengan Wolipop, Revin bercerita jikalau ia mulai jatuh cinta dengan dunia skateboarding semenjak 2015. Awal suka permainan itu sebab para sahabatnya yang kebanyakan laki-laki hobi main skateboard. Revin pun tertarik untuk mencobanya.

Setelah mencoba, perempuan 22 tahun ini mengaku ketagihan dan ingin terus belajar. Menurut Revin, main skateboard dapat melatih mental dan menjadi lebih sabar.

"Sifat saya yang emosian benar-benar kelatih sama skate jadi nguji kesabaran juga. Aku juga dapat gimana memilah lingkungan yang jelek dan baik. Melatih emosi, percaya diri, dan terutama sabar untuk mendapat sesuatu yang baru," papar Revin kepada Wolipop beberapa waktu kemudian dikala ditemui di daerah Senayan, Jakarta Pusat.




Di awal suka bermain skateboard, Revin mengaku berlatih setiap hari dari pagi hingga sore. Tak heran bila Revin meraih Juara 3 dalam kompetisi Yamaha Girl Division Competition di tahun ini dan sebelumnya juga pernah menduduki peringkat dua untuk kompetisi Lucky Line Skatepark 2016 di Bandung, Jawa Barat.

Untuk dapat menjadi juara menyerupai sekarang, mahasiswi Universitas Telkom, Bandung, itu pernah celaka dikala bermain skateboard. Kaki terkilir, diklaim Revin, sudah menjadi risiko para pemain skateboard. Ia juga pernah mengalami insiden di mana wajahnya harus dijahit sebab jatuh dari papan skate.




"Kalau terkilir niscaya konsekuensi. Aku juga pernah robek belahan bawah mata sama alis. Jatuhnya sebab saya lagi jumper tinggi ada anak kecil di bawah. Akhirnya papan saya lepas, kena kacamata yang pecah jadi berbekas hingga sekarang," ujar perempuan asal Padang itu.

Meski demikian, Revin tidak kapok. Ia tidak ingin mengalah untuk mencar ilmu menjadi skater. Menurut Revin, tantangan terbesar menjadi skater yaitu ketakutan dalam diri. Ia pun berusaha mengatasi ketakutan itu dengan dapat menjadi yang terbaik.

"Tantangan terbesar itu ketakutan. Biasanya jikalau bertambah umur niscaya tingkat ketakutannya lebih tinggi. Sudah kebayang jatuhnya, nanti takut patah tangan, kaki, terus harus ganti-ganti baju apalagi saya berhijab," katanya lagi.

Diakui Revin, berhijab dikala main skateboard mempunyai kesulitan tersendiri. Selain gampang gerah, hijab juga menghipnotis pakaian seluruhnya. Revin pun memperhatikan bagaimana ia dapat main skateboard tanpa mengenakan pakaian ketat.

Belum lagi ketika hijab yang digunakan menyulitkan Revin terutama jikalau tiba-tiba kena angin hingga menutupi wajahnya. Bahkan terkadang, ia mengaku jikalau hijabnya terlepas dikala main skateboard.

"Kadang kerudungnya terbalik, kena angin, menghalangi pandangan, pengaruhnya dapat lebih berisiko celaka. Terus kita berhijab kan harus pakai celana agak longgar nah jikalau mau lompat suka ketarik ke belahan paha," papar Revin.

Untuk mengatasi dilema tersebut, Revin berusaha menyiasatinya dengan menggunakan sweater dan memasukkan jilbab ke dalam bajunya. Ia juga menentukan celana stretch yang tidak ketat sehingga lebih gampang bergerak. Revin juga selalu menggunakan sepatu untuk bermain papan skate.

Di selesai kata, perempuan kelahiran 10 Februari 1995 itu menyarankan kepada gadis muda lain yang ingin mencoba bermain skateboard biar berani untuk masuk ke lingkungan skater. Tidak perlu aib dan ragu hanya perkataan orang lain, yang penting berani untuk mencoba.

"Masuk saja ke lingkungan skateboard dan jangan malu, biasanya mereka suka pada malu. Nggak usah dengerin omongan orang lain. Karena kadang lingkungan skateboard identik dengan laki-laki bertato, jikalau saya sih coba jadi diri sendiri dan tetap buktiin jikalau kita nggak menyerupai apa yang mereka pikirkan," tutupnya.

Post a Comment

 
Top