0 Comment
Bismillahirrahmanirrahim..... 

Fiiiuuuuhh, akhirnyaaaa sebulan lamanya blog ini ditinggal begitu saja. Gak tahu kenapa sehabis postingan terakhir kemarin aku jadi malas untuk ngeblog. Jangankan posting, blog walking pun juga tidak! Ntah hantu dari mana yang tiba merasuki ini, hihihih. Mana lagi gak pernah ada usulan job placement artikel ataupun sejenisnya jadilah lengkap sudah syndrome writer's block itu, muaahahhahh!

Bukan hal gres sih klo aku malas ngeblog, dulu-dulu juga sering. Tapi semenjak blog ini di-TLD-kan dan aku komit untuk aktif dan produktif ngeblog, nah gres kini deh blog ini ditinggal kolam tak bertuannyonya begini 😂 Bahkan goresan pena colab dengan Uci yang harusnya tayang tiap selesai bulan aja kemarin gagal dipublish, huhuhuh, maafkan! Untung masih diingatkan dengan Ibuk-Ibuk penghuni SBT klo bulan ini ada postingan wajib yang harus dipublish, apalagi temanya berkaitan dengan kemerdekaan ini, harus berdiri dan merdeka! Bukankah merdeka itu juga dapat diartikan berdiri dari ketermalasan? Hihihihh, itu mah aku yah. Ohya, ada member gres lagi nih di SBT, welcome to the club ya Mbak Diah Indriastuti 🤗

Well, jadi tema kali ini kami akan membahas perihal Wujud Cinta Tanah Air. Nah, sempat terjadi perdebatan sengit di antara kami alasannya ialah Cinta Tanah Air itu luas maknanya jadi masing-masing kami akan membahasnya sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Berhubung aku kerjanya di bidang lingkungan, jadilah aku tergelitik untuk menuliskan perihal hal ini. Let's say pesan sponsor lah, hahahahh. Gak deng, ini beneran harus dituliskan agar kita sama-sama dapat saling mengingatkan juga bahwa pentingnya untuk menyayangi lingkungan kita gak cuma cintanya ke pasangan aja yeaaaah .

Ini bukan sok-sokan yah, sadar atau pun tidak sadar, masih banyak di antara kita yang mungkin masih ogah-ogahan atau masa kurang berilmu dengan urusan yang satu ini - cinta lingkungan, red. Buang sampah gak pada tempatnya, misalnya. Berlebihan memakai air ataupun listrik. Bagi yang merokok, masih saja sesuka hati mengepulkan asap di daerah umum padahal udah terang tahu ancaman dari acara yang satu itu tapi masih kurang kepedulian antar sesama apalagi lingkungannya, hiks. 

Sebenarnya sudah banyak gejala kerusakan alam yang muncul di sekitar kita, tapi yah itu tadi kita masih kurang peka dengan itu semua. Nah, klo banjir udah tiba menyapa siapa yang salah? Hutan gundul alasannya ialah dibabat habis demi buat pemukiman baru. Atau hutan habis dibakar demi kepentingan insan yang cuma memikirkan urusannya masing-masing, huhuhuhh. 

Baca juga: Clodi: Sehat-Hemat-Selamat!

Saya sendiri juga bersama-sama belum begitu dalam berkontribusi untuk alam, tapi bertahap mulai berbenah juga. Setidaknya dari lingkungan sekitar terlebih dahulu. Konsisten untuk buang sampah pada daerah yang telah disediakan. Mulai mengurangi sampah plastik dikala berbelanja walau nantinya si kresek masih dapat digunakan lagi sebagai wadah sampah sebelum ke daerah pembuangannya, tapi sebisa mungkin meminimalisirnya. Minta dimasukkan ke dalam dus aja sekalian klo belanja bulanan, lebih praktis. 

Faraz juga hingga kini masih pakai diapers sih, lah mau gimana lagi? Pagi hingga terbenamnya matahari ia gak sama saya. Gak yummy juga lah udah nitip anak, terus sekalian dengan bonus ngepel pipisnya tiap kali BAK, secara doi belum lulus toilet training. Alasan klasik, emaknya ini belum mampu tatur Faraz apalagi dalam keadaan bunting gini 😁 Rencanya sih pengen coba ajarin ia toilet training dikala mulai aku cuti nanti, semoga aja toilet trainingnya dapat cepat ibarat dikala lulus menyapih dengan WWL kemarin, agar irit juga sih, xixixix. Selama aku masih cuti, rencana si Adik mau aku pakekan clodi juga ibarat Faraz dulu, nanti klo masuk kerja lagi gres mulai berdiapers.

Baca juga: Tips Toilet Training Versi Eni Martini 

Sementara klo di kantor, aku eksklusif sih berusaha untuk less paper. Iyah, tahu sendiri dong klo kertas itu asalnya dari pohon, jadi yah mencoba untuk diet kertaslah. Sebisa mungkin klo mau ngeprint itu timbal balik. Sayang book, klo ngeprint per halaman doang sementara halaman sebelahnya itu kosong melompong padahal masih dapat digunakan sebaik mungkin. Laah, kertas yang gak digunakan aja, yang habis digunakan ngeprint atau sisa bahan event sebelumnya masih dapat digunakan untuk tempel-tempelan nota, xixiixix.

Yeaah, untuk dikala ini, kurang lebih ibarat itulah aku dan rasa cinta aku terhadap lingkungan sebagai wujud cinta tanah air. Segala sesuatu itu emang biasanya terasa berat di awal, tapi kalau kita punya niat dan cita-cita berpengaruh untuk mewujdukan apa yang kita inginkan itu yakin deh niscaya akan ada jalannya. Di mulai dari hal terkecil di sekitar kita lebih dahulu, lama-lama akan menjadi kebiasaan baik dan dapat jadi menularkan kebiasaan-kebiasaan baik tersebut ke orang sekitar kita juga. Bagaimana denganmu, Temans? Apa wujud rasa cintamu terhadap tanah air kita yang tercinta ini? Share juga yuks 😉




 

Post a Comment

 
Top