Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana mengatur titik penjemputan ojek online (ojol) semoga tidak menjadikan kemacetan. Menanggapi planning tersebut, Grab pun angkat bicara.
"Kami sangat mengapresiasi dan mendukung inisiatif Pak Anies dan Pemprov DKI Jakarta untuk bahu-membahu menyediakan lahan parkir bagi pengemudi ojek online dengan memanfaatkan potensi dari aset-aset Pemprov DKI Jakarta," ujar Tri Sukma Anreianno, Head of Public Affairs Grab Indonesia dalam keterangan resminya, Kamis (26/7/2018).
Tri memaparkan ketika ini Grab telah mempunyai 90 shelter GrabBike yang tersebar di banyak sekali lokasi di DKI Jakarta. Hal ini telah mereka siapkan semenjak awal beroperasi.
Seluruh shelter yang dibentuk Grab bekerja sama dengan mal-mal, pemilik gedung serta stasiun kereta api di DKI Jakarta. Mereka juga telah membangun GrabBike Lounge yang terletak di Daan Mogot, Jakarta Barat. Di sana terdapat banyak sekali kemudahan menyerupai daerah beristirahat, daerah mengisi ulang baterai HP, barber shop, basuh motor, basuh helm serta bengkel.
"Dalam waktu dekat, kami juga berencana untuk membangun satu GrabBike Lounge pemanis yang akan berlokasi di wilayah DKI Jakarta," pungkas Tri.
Untuk diketahui beberapa hari kemudian Gubernur DKI Jakarta berencana memanggil pihak aplikasi ride sharing untuk membahas mengenai titik penjemputan ojol. Pasalnya selama ini beberapa ojol kerap menjemput penumpang di pinggir jalan sehingga menjadikan kemacetan.
"Yang akan dibicarakan dengan pengelola ojek online yaitu penentuan titik-titik spot di mana tidak sanggup dilakukan penurunan atau penjemputan penumpang. Baru mau dipanggil hari-hari ini. Nanti Pak Kadishub panggil, tadi barusan koordinasi. Paling hari Rabu gres kita panggil. Sesudah itu sanggup pribadi eksekusi," kata Anies di Balai Kota beberapa hari lalu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Lapangan Banteng. (indra-detikcom) |
Rencananya akan dibahas penentuan titik mana saja yang diperbolehkan untuk ojol boleh melaksanakan penjemputan dan penurunan penumpang. Diharapkan ke depan tidak terjadi kemacetan akhir ojol ngetem sembarangan di pinggir jalan.
Anies pun berencana menyediakan lahan khusus ojek online (ojol) untuk menunggu penumpang di kantor-kantor milik Pemprov DKI.
"Semua kantor Pemprov akan menyiapkan daerah khusus bagi ojek online untuk sanggup parkir sehingga tidak mengganggu rumija, ruang milik jalan, yaitu tubuh jalan dan pundak jalan. Dua itu dihentikan dipakai," kata Anies.
"Di mana saja? Pasar yang di bawah PD Pasar Jaya, rumah sakit, kemudian kantor-kantor pemerintahan. Kemudian kita juga akan lakukan di terminal dan lain-lain, semua yang di bawah otoritas Pemprov DKI, kita akan berikan isyarat untuk disiapkan area drop off," imbuhnya.
Namun lahan khusus di kantor milik Pemprov DKI itu bukan disediakan untuk nongkrong ojol. Anies menegaskan lahan tersebut hanya untuk menunggu penumpang yang sudah memesan.
"Itu bukan parkir, nongkrong, bukan. Ini ojek menunggu. Kaprikornus ojek sudah datang, tapi customer-nya belum turun, itu kan ada masa tenggang. Biasanya menunggu di pinggir jalan. Itu beda-beda, tergantung durasi tunggunya. Kaprikornus bukan daerah mangkal, bukan. Kaprikornus bukan pangkalan ojek di kantor Pemprov. Tapi daerah transit ketika menjemput tanpa harus menunggu di pinggir jalan. Mungkin menyerupai halte. Apa istilahnya nanti? Tempat transit mungkin," pungkasnya Anies.
Video ketika Dishub mengeluh ojol bikin macet
Post a Comment