Jakarta - Di Jakarta Coffee Week 2018, penggemar kopi Indonesia dapat mengenal kopi lokal. Mulai kopi Gayo sampai kopi Dogiyai, dari Papua.
Sukses menggelar salah satu program kopi terbesar di Indonesia, ABCD School of Coffee dan HYPE kembali membawa Jakarta Coffee Week 2018 (Jacoweek2018). Bertempat di PIK Avenue, Grand Ballroom, lantai 7, semua ihwal kopi Indonesia ada di sini.
Baca Juga: Di Festival Ini Bisa Cicip Kopi Nusantara Sekaligus Belajar Tentang Kopi
Foto: dok. detikFood |
Tidak hanya itu, Jacoweek2018 juga gelar 'Pasar Kopi Indonesia', yang menghadirkan petani-petani kopi dari 15 provinsi di Indonesia. Salah satunya ada Gayo, Lampung, Toraja, Jambi, Jawa Timur, Jawa Barat, sampai Papua.
"Kita bawa biji kopi Gayo sebanyak 200 kg ke Jacoweek2018. Tahun sebelumnya kami sudah ikut, tujuannya ikut program ini memang untuk mengenalkan kopi Indonesia. Sekaligus untuk mencari buyer (pembeli), di sini buyer dapat eksklusif interaksi dan diskusi sama kita. Kita juga dapat mengirimkan biji kopi ke semua wilayah di Indonesia," ungkap Pak Watu, salah satu petani kopi lokal asal Gayo, Aceh.
Untuk memudahkan pembeli menentukan jenis kopi Gayo, Pak Watu membawa beberapa jenis biji kopi Gayo. Dengan kisaran harga dari Rp. 115.000,- sampai Rp. 200.000,- per kilo.
Selain biji kopi Gayo yang memang sudah populer di Indonesia. Jacoweek2018, juga menghadirkan petani kopi asal Papua yang peredaran biji kopinya masih terbatas.
Foto: dok. detikFood |
"Dari Papua, saya bawa biji kopi arabika Dogiyai. Kopi ini jenis typica. Ditanam di dataran tinggi, dan dikenal sebagai salah satu kopi terbaik dari Indonesia. Sayangnya lokasi yang jauh menciptakan saya hanya membawa 50 kg biji kopi ke Jacoweek2018," tutur Hanok Herison Pigai petani kopi lokal sekaligus penggagas asal Papua. Hanok memang aktif mengikuti program Jacoweek setiap taunnya, tujuannya untuk memperkenalkan kopi Papua di Indonesia.
Tidak hanya para petani kopi lokal saja yang bahagia dapat bergabung ke Jacoweek, beberapa kafe dan daerah roaster di Indonesia juga turut antusias dapat meramaikan program ini.
"Kuppie Coffee Roastery tertarik untuk ikut ke event Jacoweek2018, alasannya yakni tujuan kami ingin memajukan kopi lokal di Indonesia. Sekarang banyak kafe di Indonesia yang memakai biji kopi dari luar negeri, sehingga di Kuppie Coffee kami menyajikan kopi orisinil Indonesia. Ada biji kopi Jambi Kerinci, Bandung Utara, Sunda Wet-Hulled, sampai Simalungun," tutur Denny Hermawan selaku pemilik kafe Kuppie Roastery.
Foto: dok. detikFood |
Selain merasakan kopi dan berinteraksi eksklusif dengan petani kopi lokal, Jacoweek2018 juga menyediakan bazar mesin kopi, dari grinder, barista tools, cangkir, sampai kertas saringan kopi dengan banyak sekali promo menarik.
"Saya dari dulu penggemar kopi, dan memang punya kafe di Surabaya. Kebetulan saya juga merupakan salah satu finalis dari kontes AeroPress yang diadakan Jacoweek2018. Tadi saya beli biji kopi dari Lampung, alasannya yakni susah nemuin biji kopi orisinil Lampung. Lewat event ini saya dapat eksklusif beli biji kopi dari petaninya, sekaligus diskusi," tutur Yasir, pengunjung asal Surabaya.
Komentar yang sama juga diutarakan oleh pengunjung lainnya, ada Hafidz dan Marinda, pasangan suami istri gemar kopi semenjak dulu.
Foto: dok. detikFood |
"Sudah ngikutin event ini dari tahun lalu, kebetulan memang gemar sama kopi semenjak dulu. Apalagi saya punya duduk kasus dengan lambung, jadi saya lebih suka meracik kopi sendiri di rumah. Ke sini memang untuk beli biji-biji kopi, sambil icip-icip kopi," tutur Hafidz.
Nah, bagi yang belum sempat tiba ke Jacoweek2018. Acara ini berlangsung selama tanggal 28-30 September 2018, dengan harga tiket masuk Rp. 25.000,- per orang.
Baca Juga: Pencinta Kopi, Festival Kopi Internasional akan Digelar di Makassar
Post a Comment