0 Comment
Pameran Fashion Muslim di Jerman Tuai Kontroversi, Hijab Disebut Penindasan

China - Tak di semua negara perempuan berhijab dianggap wajar. Beberapa negara masyarakatnya tidak mengerti mengapa perempuan menggunakan jilbab. Bahkan menurut pengalaman salah seorang muslimah yang berhijab di Tiongkok, China, ia sempat dikatai ajaib alasannya ialah berhijab.

Pengalaman ini dirasakan oleh seorang muslimah China berjulukan Ye Qingfang. Namun itu nama China-nya sedangkan nama muslimnya ialah Rahmah.

Berhijab di Tiongkok, Muslimah Ini Dikatai GilaFoto: Dok. BBC

Rahmah bercerita jikalau ia lahir sebagai muslim dan besar di Qinhai, Tiongkok, China. Saat masih sekolah ia belum menggunakan jilbab hingga memasuki sekolah tinggi tinggi. Rahmah mengaku gres berhijab sesudah duduk di kursi kuliah.

Menurut Rahmah, menggunakan hijab di China masih dianggap tabu walaupun ada 23 juta muslim di negeri tirai bambu tersebut. Meski masih dianggap tabu namun tak meluluhkan niat Rahmah untuk berhijab sesudah menjadi mahasiswa.

"Aku ingin menjadi wajah dari perempuan berhijab di China. Awalnya saya nggak berhijab hingga masuk kuliah. Saat kuliah saya menentukan untuk mempelajari agama dan budaya Islam lebih dalam. Itulah mengapa saya memutuskan berhijab. Ternyata identitas muslim membuatku terlihat unik di China. Banyak orang tidak mengerti dan salah paham alasannya ialah hijabku," ujar Rahmah menyerupai dilansir dari BBC.
Berhijab di Tiongkok, Muslimah Ini Dikatai GilaFoto: Dok. BBC

Berhijab ketika kuliah di Tiongkong tak gampang dijalani oleh Rahmah. Bahkan beberapa temannya menyebut ia ajaib hingga menyuruhnya pergi untuk konsultasi kejiwaan. Ia dianggap sudah dimanipulasi oleh kelompok setan.

"Mulanya orang-orang nggak mengerti dengan keputusanku (berhijab). Bahkan saya disuruh untuk konsultasi kejiwaan. Aku dianggap mempunyai kekerabatan dengan grup setan atau yang terkait dengan itu," tambah Rahmah.

Tidak hanya ketika kuliah, Rahmah juga mengaku kesulitan mendapatkan pekerjaan alasannya ialah hijabnya. Banyak perusahaan yang tak mendapatkan dirinya hanya alasannya ialah menggunakan jilbab.

Banyaknya rintangan dengan berhijab tak menciptakan Rahmah menyerah. Ia tak ingin mengorbankan 'identitasnya' hanya untuk urusan duniawi. Hingga kesannya Rahmah mendapatkan pekerjaan sebagai guru sekolah tapi hanya sebentar.

"Pekerjaan pertamaku menjadi guru di sekolahku dulu untuk mengajar Bahasa China. Tapi sekolah itu tak ingin punya guru yang berhijab. Mereka merasa hijab akan menawarkan efek buruk," tambahnya.

Rahmah lalu memutuskan pindah ke Beijing pada 2012. Ia tak mencari pekerjaan tapi berusaha menciptakan lapangan pekerjaan. Ya, Rahmah mencoba berbisnis hijab. Ia mendesain busana muslim dan bisnis hijab di Beijing, China.

Bisnis Rahmah masih terus jalan hingga ketika ini. Ia berharap muslimah lain di luar sana sanggup terus berhijab apa pun yang terjadi. Rahmah juga menyarankan untuk para muslimah tetap percaya diri ketika berhijab di muka umum.

"Aku berharap para perempuan muslim sanggup lebih percaya diri tampil dengan hijab mereka di muka umum dan tetap hening serta elegan di kawasan kerja," kata Rahmah.

Post a Comment

 
Top