0 Comment
Bismillahirrahmanirrahim.....

Ehh, udah Februari aja nih. Gak berasa banget yah? Sehat aja kan semua? Semoga kita semua selalu dalam lindunganNya ya, Aamiin. Maafkan aku yang belum sempat berkunjung balik ke blog teman-teman yah. Lagi benar-benar susah bagi waktu, rasanya 24 jam sehari itu masih kurang untuk ditambah acara ngeblog, huhuhuh. Apa kabar DA PA yang kayaknya mulai merosot lagi ini, hiks. Semoga semuanya dapat segera normal lagi deh.


Anyway, ada yang pernah punya planning berangkat namun gagal? Atau pernah punya pengalaman menunggu pesawat yang delay? Ataukah pengalaman tiba ke bandara lebih awal daripada jam keberangkatan? Eheem, aku sudah pernah mencicipi ketiganya. Semua punya ceritanya masing-masing. Tapi kali ini mau dongeng pengalaman pesawat delay sekalian ini bayar hutang jawaban goresan pena JJS Wakatobi

Singkat cerita, hari H keberangkatan pun tiba. Dengan penuh semangat kami berangkat ke bandara semoga tidak ketinggalan pesawat. Ehh qadarullah, ternyata ada pengumuman bahwa pesawat yang akan kami tumpangi itu mengalami delay alasannya yaitu cuaca jelek jadi pesawatnya belum terbang dari Makassar ke Kendari. Kami semua (calon penumpang) diminta untuk menunggu hingga batas waktu yang belum dapat dipastikan. Kami pun mulai galau alasannya yaitu sudah lebih dari dua jam menunggu. Kembali terdengar lagi pemberitahuan berikutnya bahwa pesawat yang akan kami tumpangi itu gagal berangkat dari Makassar ke Kendari alasannya yaitu hambatan teknis dan kami dijadwalkan dapat terbang keesokan paginya. Yang berarti otomatis keberangkatan kami hari itu pun juga batal alasannya yaitu kami akan memakai pesawat tersebut. Oleh pihak maskapai kami diberikan pilihan untuk menginap di hotel terdekat semoga memudahkan mobilisasi ke bandara keesokan paginya. Tapi aku dan Darna ketika itu lebih menentukan untuk kembali ke rumah orang bau tanah masing-masing.

Esok harinya kami kembali lagi ke bandara, berusaha tiba lebih cepat semoga tidak ketinggalan dan meminimalisir hambatan lainnya. Sambil menunggu agenda keberangkatan, kami melihat orang sekitar yang heboh dengan adanya gosip dari koran lokal perihal informasi lowongan CPNS Daerah. Kami pun juga tidak mau ketinggalan, berusaha untuk mendapat informasi tersebut. Ahaa, sehabis menimbang dan sebagainya kami memutuskan untuk tidak berangkat saja ke Makassar untuk tes di BUMN ibarat yang kami rencanakan semula. Toh juga waktu kami sudah terbuang sehari itu. Yang tadinya kami masih harus mengurus persiapan sebelum tes, belum cek lokasi kawasan tes dan lainnya, kami fikir waktunya sudah semakin mepet. Bergeserlah kami untuk mengurus abolisi tiket di counter maskapai. Kami menjelaskan bahwa kami ingin membatalkan keberangkatan kami itu, kami sudah dirugikan sehari juga alasannya yaitu yang seharusnya dapat di Makassar semenjak kemarin untuk persiapan dan lainnya tapi alasannya yaitu delay dan malah keberangkatan kami dibatalkan jadi kami pun tidak dapat terbang sesuai agenda yang kami inginkan. 

Setelah proses argumentasi dan perundingan yang tidak mengecewakan alot, kesudahannya mereka menyetujui abolisi tiket kami. Berhubung alasannya yaitu tiket aku dan Darna itu issuednya dengan satu instruksi booking yang sama jadi refundnya pun digabung, dianggap jadi satu, tidak dapat refund masing-masing, hikks. Lemes, sedih, marah, udah deh campur aduk. Tapi sudahlah, ambil hikmahnya aja. Kami jadi tahu dan mencar ilmu dari pengalaman ini untuk kedepannya dilarang memesan tiket lagi secara gabung dengan orang lain semoga instruksi bookingnya nanti tidak sama. Kelar urus manajemen itu kami pun kembali ke rumah masing-masing.

Baca juga: Ketika Faraz Cacar dan Trip to Jekardah

Nah, alasannya yaitu kami batal berangkat jadilah kami sibuk mengurus untuk registrasi CPNS Daerah tersebut. Alhamdulillah, sobat aku Darna berhasil lulus dalam tesnya sedangkan aku tidak, heheheh. Saya tidak kecewa alasannya yaitu niscaya Allah punya planning lain untuk saya. Pengalaman pesawat delay menciptakan kami mengambil himahnya saja, jikalau kami waktu itu berangkat mungkin hasilnya akan berbeda. Jika lulus di BUMN itu pastilah ceritanya juga berbeda. Untuk kini ini aku sangat bersyukur dengan apa yang sudah ada, bekerja di forum internasional, bertemu dengan orang-orang mahir menyebabkan aku tahu banyak karakteristik orang. Banyak mencar ilmu dari proses yang ada. Jadi, aku tidak menyalahkan delay itu, bahkan bersyukur pernah juga mencicipi delay, heheheh. 

Lalu, jikalau suatu ketika nanti aku bepergian dan pesawat delay itu tidak akan dapat dihindari. Tidak perlu menyalahkan dan menggerutu berlarut, mencoba mengambil hikmahnya saja dibalik suatu kejadian. Bisa saja dengan adanya delay kita dihindarkan dari suatu marabahaya atau kejadian jelek lainnya. Dengan delay, mungkin saja dapat membuka pintu rejeki yang lain. Who knows, kan ya? 😁

Uhuuukk, koq ini endingnya jadi kayak motivator ya? Hahahay, yasudahlah yah, dicukupkan hingga disini aja dulu postingan ini. Jadi, ibarat kata Ibu Guru Umi: "pesawat delay, di happy-in aja" 😊

Have A Great Day!


 

Post a Comment

 
Top