0 Comment
Bismillahirrahmanirrahim.....

Tema #feelandshare with Uci bulan ini kami akan bercerita perihal kehidupan sehabis menikah. Yeaay, sounds nano-nano yak. Tapi tentu bakalan asyik untuk dibahas, heheheh.


Yang namanya menikah pastinya punya dongeng seru. Pun, begitupula dengan kami. Saya yang tahun ini masuk di angka 4 tahun janji nikah lumayanlah punya dongeng apalagi Uci ya yang udah jalan 6 tahun. Nah, gimana dongeng kehidupan kami sehabis menikah? Yuks, atuuh jangan diclose dulu yah postingan ini. Lanjut hingga habis yah, jangan lupa baca cerita Uci juga 🤗

Menikah Membuka Pintu Rejeki

Kata orangtua, jangan takut menikah. Menikah itu membuka pintu rejeki. Yup, saya oke banget dengan petuah ini. Alhamdulillah, ini memang benar adanya bahwa sehabis menikah rejeki itu sanggup tiba dari mana saja dengan cara yang tak terduga. Seakan sanggup masuk melalui pintu mana saja dan kapan saja. Meski tidak berlimpah ruah tapi tetap harus selalu disyukuri bahwa kami masih sanggup makan dan kebutuhan pun juga masih tercukupi. 


Saling Melengkapi

Dengan menikah otomatis menyatukan dua insan yang mempunyai abjad berbeda, apalagi jikalau latar belakang wilayahnya juga beda. Waah, ini niscaya seru. Dengan perbedaan itulah sanggup menciptakan pasangan menjadi saling melengkapi. Saya yang orangnya cerewet, Alhamdulillah sanggup suami yang sanggup menyeimbangkan saya. Dibilang orangnya kalem dan pendiam sih juga tidak, sebab kalau bercerita sanggup kemana-mana dan ribut. Duuh, ini nih yang jadi PR besar. Kadang peach controlnya tidak sanggup dikontrol :p maklum biasa hidup di pinggir laut, jadilah kalau ngomong seringnya dengan nada tinggi macam orang marah, padahal sebetulnya tidak, memang sudah begitulah default settingannya, hihihih. 

Punya Teman Berbagi Tiap Saat

Bedanya PDKT/pacaran dengan menikah yaaah ini salah satunya. Bisa mengembangkan dongeng kapan saja dan dimana saja, gak butuh hamburin duit lagi buat beli pulsa sebab mau nelpon si ia untuk curhat, lha orang sudah serumah juga. Kecuali sih kalau pasangan lagi keluar kota sebab dinas luar atau sejenisnya ya tetap butuh telponan biar komunikasi lancar jaya. Yeeahh, salah satu kunci sukses janji nikah yaitu komunikasi yang lancar. Nah, gak cuma sekedar itu aja sehabis menikah gak akan kikuk lagi doong kalau jalan berdua, gak perlu was-was lagi kalau kedapatan ngedate di luar, lha orang sudah jadi pacar halal koq yang InsyaAllah till jannah, Aamiin.  


Setiap kehidupan berkeluarga memang punya ceritanya masing-masing. Tidak selamanya juga berjalan dengan mulus. Debat kecil hanya sebab hal sepele niscaya pernah ada, tapi jangan jadikan hal kecil tadi sebagai pemicu atau bom waktu yang sanggup meledak kapan saja. Sabar, saling menghargai, komunikasi dan saling terbuka kepada pasangan itu hal yang wajib dimiliki. 

Biasanya sehabis menikah gres deh semuanya terbongkar. Dulunya waktu masih PDKT mungkin masih jaim-jaiman tuh, kini mah udah jadi biasa. Misalnya aja sebelum nikah kita gak sanggup tidur dengan keadaan lampu mati, eeh ternyata sanggup suami yang malah sebaliknya, yaah cari jalan tengah doong tapi bukan berarti salah satunya harus tidur di luar yak, hihihih. Kalau yang ini sih untung paksu sanggup tidur dengan situasi apapun, sama juga dengan saya sih, mati lampu ataupun tidak juga sih sama aja. Ketemu bantal yaudaah sanggup pribadi terbang ke negeri mimpi. Bedanya saya tidur dengan diam, ia dengan ngoroknya yang berisik, huuft *sumbat telinga* 😂

Kehidupan selanjutnya yang berubah itu kita sanggup jadi lebih mandiri, lebih strong juga. Apalagi kalau sudah hidup pisah dari orangtua dan tidak punya ART. Semua wajib sanggup dikuasai. Bagi kiprah dan saling tolong menolong biar kerjaan cepat beres. Apalagi kalau udah punya anak-anak, gak mungkin banget dong semua harus dikerjain sendiri. Nah, disinilah kiprah pasangan biar sanggup saling backup dari A hingga Z. Makanya jangan heran kalau kini perempuan juga sanggup angkat galon, sedang laki-laki sanggup fasih masak atau beberes rumah. Yah, namanya juga emansipasi kan yah, heheheh. 

Kehidupan sehabis menikah juga sanggup buat skill kita bertambah. Masak, salah satunya. Dari yang sebelum menikah cuma sanggup masak air aja atau mie instan, kini mah harus sanggup berani coba masak ini itu, masak cuma mau suguhin hidangan yang itu-itu aja? Bosan doong pastinya. Jadilah kini harus bakir siapin ini itu buat sekeluarga. Gak perlu takut gagal, sebab semakin sering kita mencoba menciptakan sesuatu itu maka kesannya akan menjadi lebih baik. Bisa doong besok-besok jadi hidangan favorit keluarga, atau mungkin malah kalau jiwa bisnisnya kuat, gak menutup kemungkinan sanggup jadi salah satu jalan untuk menjemput rejeki *who knows, kan?*

Yeaah, kurang lebih menyerupai begitulah kehidupan sehabis menikah yang saya jalani. Apapun yang kita rasakan baiknya dishare ke pasangan daripada dikit-dikit pribadi share ke orang lain atau dibentuk status, duuh! Kalau gak suka akan sesuatu yang ada di pasangan kita, mending diungkapkan daripada dipendam. Diskusi mencari jalan keluarnya. Begitu pula jikalau ada masalah, jangan hingga sesuatu itu diketahui oleh pasangan malah dari orang lain, niscaya bakalan kacau tuh. Jangan lupa, tetap jadikan Tuhan juga sebagai tempat mengadu yang utama. Namanya juga kehidupan berumahtangga, niscaya banyak manis-manisnya, tapi asam dan pahit juga akan jadi bumbu aksesori bagi kehidupan ini. 

Gimana denganmu, Temans? Share juga yuks 😉



 

Post a Comment

 
Top