Bismillahirrahmanirrahim.....
Disclaimer: sesuai judulnya, [kemungkinan besar] postingan kali ini bakalan panjang alasannya ialah berisi curcol Mama perihal kisah panjang perjalanan toilet pelatihan Faraz. Kaprikornus mumpung masih ada stock kue Lebarannya, mending segera ambil deh buat sampingan baca blogpost kali ini 😁
Harusnya sih posting ini semenjak dua bulan lalu, tapi ya gitu deh. Tahu sendirilah ya Mama yang satu ini banyak alasannya. Jadilah gres kali ini disempatkan untuk fokus dan serius nulisnya.
Setelah sekian usang resah dan resah alasannya ialah Si Kakak Faraz ini belum juga mengatakan gejala ingin lepas dari ketergantungan diapersnya, karenanya April kemarin Mama sanggup bernafas lega juga alasannya ialah Kakak udah cerdik dan mau nurut jika diajak ke toilet untuk BAK dan BAB juga loh. Good job, Faraz! 😍
Gimana gak resah dan resah berkelamaan coba jika anaknya susah banget diajak kompromi soal toilet pelatihan ini. Padahal hal ini udah usang di sounding ke doi, bahkan jauh sebelum ia naik status jadi Kakak. Rasanya lebih simpel ngasih pengertian ia untuk menyapih daripada berhenti toilet training. Dua hal ini sebetulnya hampir bersamaan dan sejalan tapi ya itu untuk urusan toilet pelatihan jauh lebih usang ketimbang menyapih.
Sempat iri dan merasa gemes ketika lihat anak teman-teman yang seumuran Faraz sudah semenjak usang sanggup lepas dari diapers. Lah, ini anak saya koq betah banget sih pakai diapers? Kan itu tidak mengecewakan Nak sanggup ngirit, mending duitnya sanggup kita tabung buat beli baju atau sekalian nabung buat jalan-jalan, lho Nak, hihihih.
Rasanya udah segala macam tips and trik toilet pelatihan udah saya jabanin. Dari yang ajak ia bolak-balik toilet untuk BAK (selanjutnya kita sebut saja pipis yah, biar lebih gampang) tapi gak mempan, diberi tahu jika mau pipis bilang Mama yah. Eh gak juga, yang ada malah ia rela nahan pipisnya.
Tidak cuma itu, saya juga udah beli beberapa pelatihan pants yang katanya jika pakai ini yang penggunaannya sama aja dengan diapers tapi ini akan ada pengaruh basahnya, tidak kering dan tidak sanggup menyerap menyerupai popok, jadi anak akan bilang jika udah pipis alasannya ialah merasa risih. Holooh, sayangnya itu tidak berlaku pada Si Kakak. Yang ada ia santai aja biar kata badannya sudah lembap kuyup dan basi pesing alasannya ialah udah pipis di si pelatihan pants itu, failed! 🙄
Herannya sih jika soal BAB (selanjutnya kita sebut aja pup yah) ia mau bilang, tapi bukan sebelum yah melainkan setelah. Kaprikornus jika ia merasa udah tuntas menunaikan hajatnya itu ia bilang jika udah pup, biar segera dibersihkan. Lah, padahal diajarnya itu bilang jika mau pup, bukan sebelum. Biar ceritanya sanggup sekalian diajarin untuk BAB pada tempatnya, gitu looh.
Apakah cukup segitu saja? Ahaa, tidak dong. Konon (ini sih kata Bapaknya, a.k.a PakSu yang percaya kebiasaan ini) jika laba-laba kering sanggup jadi senjata supaya anak sanggup segera berhenti ngompol ataupun lepas dari popok. Bagaimana bisa? Hahahah, jangan tanya saya yah apa hubungannya? Namanya juga konon katanya. Karena merasa ingin tau dan ingin buktikan nih ceritanya karenanya kita coba saja cara itu, Bismillah. Begitu sanggup laba-laba mati, disimpan terus tunggu hingga kering, kemudian si laba-laba ini digosokin ke pusar Si Kakak. Lalu, bagaimana hasilnya? Hahahah, gagal doong. Secara Faraz masih belum sanggup move on dari diapersnya, hihihih.
Sebelum Adek Fawwaz lahir, saya berencana bahwa salah satu misi yang harus tuntas sebelum masuk kerja kembali ialah fokus untuk toilet pelatihan Faraz hingga selesai. Udah sengaja ambil cuti lebih awal, 2 ahad sebelum HPL. Kaprikornus ceritanya biar sanggup sekalian quality time gitu plus jalankan misi toilet pelatihan juga. Ahaaa, namun planning tinggal planning saja. Yang ada saya sibuk main aja ama Faraz dan urus perintilan persiapan melahirkan. Hanya sesekali saya ajak ia untuk berguru pipis di kamar mandi. Kalau udah mandi saya bujuk ia gak usah pakai popok lagi kan Faraz udah gede ntar lagi jadi Kakak. Saya ajarin supaya bilang Mama jika mau pipis atau pup. Dia sibuk nonton TV saya sambil beberes, tiap kali ditanya mau pipis tidak? Dia pun menggeleng. Dibawa ke kamar mandi juga gak mau. Yasudah, pakai pampers lagi deh.
Baca juga: Mengenalkan Konsep Berbagi Pada Anak
Tahu cara ini masih gagal, saya pun segera membeli training pants secara online. Berharap jika barangnya tiba sanggup pribadi segera dipakaikan ke Faraz *tentunya sehabis melalui proses prewash dan sebagainya*. Well, si pelatihan pants pun tiba dan saya semangat untuk segera sanggup melanjutkan lagi pelatihan yang tertunda. Berharap dengan pakai pelatihan pants ini doi jadi mau bilang jika udah pipis di celana khusus itu. Seperti iklan dan testimoni orang-orang yang sudah berhasil bersama pelatihan pants itu 😅
Baca juga: Mengenalkan Konsep Berbagi Pada Anak
Tahu cara ini masih gagal, saya pun segera membeli training pants secara online. Berharap jika barangnya tiba sanggup pribadi segera dipakaikan ke Faraz *tentunya sehabis melalui proses prewash dan sebagainya*. Well, si pelatihan pants pun tiba dan saya semangat untuk segera sanggup melanjutkan lagi pelatihan yang tertunda. Berharap dengan pakai pelatihan pants ini doi jadi mau bilang jika udah pipis di celana khusus itu. Seperti iklan dan testimoni orang-orang yang sudah berhasil bersama pelatihan pants itu 😅
And you know what? Lagi-lagi gagal, saudara-saudara. Bukannya Faraz ngomong jika udah ngompol dan pipis di si pelatihan pants, ia membisu aja walau sudah lembap kuyup. Padahal udah diwanti-wanti untuk bilang jika mau pipis atau udah pipis, rasa lembap gitu di celananya. Ketahuannya jika saya udah pegang celananya. Karena setiap ditanya ia membisu aja atau menggeleng kadang juga bilang tidak, padahal udah lembap aja celananya perrnah malah lembap hingga ke ganjal tidurnya.
Yasudahlah, sesaat saya menyerah. Mamak lelah, anaknya gak mau diajak kompromi. Mana udah sibuk juga kan dengan urus Adek bayik. Jadilah hingga masa cuti berakhir ternyata misinya belum berhasil a.k.a tetap gagal! Pasrah aja deh hingga Faraz mau lepas popoknya dengan sendiri. Saya yakin bahwa suatu hari nanti ia juga bakalan say goodbye to diapers. Ciri-cirinya udah ada sih sebenarnya, jika berdiri pagi udah sering banget sanggup popoknya itu dalam keadaan kering. Anggapannya sih ia sebetulnya udah sanggup lepas popok bahkan jika malam.
Beberapa bulan kemudian sanggup kisah jika Naya (kakak sepupu) sudah lepas pampers sedangkan Alysha (adik sepupu) juga sudah mulai sanggup lepas pampers. Wew, tahu itu Mamak jadi bersemangat lagi untuk memulai kembali toilet training. Jadilah pas weekend di awal April kemarin coba lagi ajarin Faraz untuk lepas popok. Habis mandi sengaja gak dipakaikan popok, cukup baju dan celana saja. Sambil bilang ke Faraz jika mau pipis atau pup bilang Mama yah, nanti pipis atau pupnya di kamar mandi. Tidak hanya itu tiap setengah jam malah saya udah tanya dia, mau pipis? Sambil bawa ke kamar mandi juga. Meski bilang tidak, tetap aja saya bawa ke kamar mandi. Eh tidak berapa usang ia sendiri yang minta ke kamar mandi untuk pipis. Tapi tidak hanya untuk pipis saja ternyata ia punya kesenangan lain, main air. Kaprikornus pipis itu cuma dijadikan senjata saja, hahahahh. Yaudah deh, gak apa-apa. Sabar, sabar! 🙃
Baca juga: Tumbuh Kembang Duo FZ
Berhubung masih ragu, malamnya sebelum tidur saya tetap pakaikan popok aja. Kadang Adek itu susah lepas dari Mama jika udah bobo, yang ada jika pindah dikit aja pribadi bangun. Bapaknya mah susah diharap untuk berdiri angkat Faraz ke kamar mandi, lah dianya kadang jika tidur kebo', susah banget dibangunkannya.
Esok harinya, di hari Minggu saya coba lagi terapkan hal serupa. Setelah mandi lepas popok. Dan yeaay, ia udah rajin bilang jika mau pipis. Iyah, pengen main air itu sih sebenarnya, hahahah. Tapi gak apa-apalah setidaknya udah ada kemajuan dari proses yang lalu-lalu. Nice, Boy! 😎
Yasudahlah, sesaat saya menyerah. Mamak lelah, anaknya gak mau diajak kompromi. Mana udah sibuk juga kan dengan urus Adek bayik. Jadilah hingga masa cuti berakhir ternyata misinya belum berhasil a.k.a tetap gagal! Pasrah aja deh hingga Faraz mau lepas popoknya dengan sendiri. Saya yakin bahwa suatu hari nanti ia juga bakalan say goodbye to diapers. Ciri-cirinya udah ada sih sebenarnya, jika berdiri pagi udah sering banget sanggup popoknya itu dalam keadaan kering. Anggapannya sih ia sebetulnya udah sanggup lepas popok bahkan jika malam.
Beberapa bulan kemudian sanggup kisah jika Naya (kakak sepupu) sudah lepas pampers sedangkan Alysha (adik sepupu) juga sudah mulai sanggup lepas pampers. Wew, tahu itu Mamak jadi bersemangat lagi untuk memulai kembali toilet training. Jadilah pas weekend di awal April kemarin coba lagi ajarin Faraz untuk lepas popok. Habis mandi sengaja gak dipakaikan popok, cukup baju dan celana saja. Sambil bilang ke Faraz jika mau pipis atau pup bilang Mama yah, nanti pipis atau pupnya di kamar mandi. Tidak hanya itu tiap setengah jam malah saya udah tanya dia, mau pipis? Sambil bawa ke kamar mandi juga. Meski bilang tidak, tetap aja saya bawa ke kamar mandi. Eh tidak berapa usang ia sendiri yang minta ke kamar mandi untuk pipis. Tapi tidak hanya untuk pipis saja ternyata ia punya kesenangan lain, main air. Kaprikornus pipis itu cuma dijadikan senjata saja, hahahahh. Yaudah deh, gak apa-apa. Sabar, sabar! 🙃
Baca juga: Tumbuh Kembang Duo FZ
Berhubung masih ragu, malamnya sebelum tidur saya tetap pakaikan popok aja. Kadang Adek itu susah lepas dari Mama jika udah bobo, yang ada jika pindah dikit aja pribadi bangun. Bapaknya mah susah diharap untuk berdiri angkat Faraz ke kamar mandi, lah dianya kadang jika tidur kebo', susah banget dibangunkannya.
Esok harinya, di hari Minggu saya coba lagi terapkan hal serupa. Setelah mandi lepas popok. Dan yeaay, ia udah rajin bilang jika mau pipis. Iyah, pengen main air itu sih sebenarnya, hahahah. Tapi gak apa-apalah setidaknya udah ada kemajuan dari proses yang lalu-lalu. Nice, Boy! 😎
Nah, sebetulnya Mama jadi resah secara kan jika weekdays Faraz itu ke sekolah (daycare tepatnya), kasihan jugalah guru-gurunya jika harus ekorin Faraz terus ke toilet. Sempat berfikir untuk kembali pakai popok aja deh.
Eiits, tapi saya gak mau nyerah, kebetulan salah satu gurunya itu sahabat juga. Jadilah konsultasi dulu, ini gimana baiknya ya? Apa tetap lanjut saja toilet trainingnya, atau jika ke sekolah Faraz kembali berpopok? Saya ceritain jika dua hari ini Faraz udah mau ngomong jika mau pipis ataupun pup. Alhamdulillah, kata Bu Guru dilanjut saja, mereka udah biasa koq ajarin belum dewasa lepas popok. Alhamdulillah jika begitu. Fix, Senin itu Faraz ke sekolah tidak pakai popok tapi tetap bawa popok di dalam tas sebagai cadangan. Kali aja Faraz rese' gak mau bilang Bu Guru jika mau pipis atau pup, jadi ngompol kan gawat, heheheh. Yeay!! He did it! Kata Bu Guru, Faraz udah pintar, ia bilang jika mau pipis ataupun pup. Alhamdulillah. Mama girang banget deh dengarnya 😊
Setelah lihat perkembangannya selama seminggu, Alhamdulillah Faraz memang sudah siap untuk lepas popok. Tidak hanya siang hari begitupun di malam hari. Jadilah semenjak ketika itu kita dadah-dadah manjah ke popok, heheheh. Dan beneran lho, hingga ketika ini Faraz belum pernah ngompol di malam hari. Pernah sekali ngompol di kawasan tidur itu alasannya ialah emang bangunnya udah siang. Beberapa kali saya bangunkan untuk ajak ke kamar mandi tapi anaknya malas gerak untuk sekedar berdiri pipis, jangankan itu, buka mata aja tidak mau. Faraz emang gitu anaknya, jika udah tidur, ya bablas. Mirip Bapaknya gitu deh, hihihih.
Eiits, tapi saya gak mau nyerah, kebetulan salah satu gurunya itu sahabat juga. Jadilah konsultasi dulu, ini gimana baiknya ya? Apa tetap lanjut saja toilet trainingnya, atau jika ke sekolah Faraz kembali berpopok? Saya ceritain jika dua hari ini Faraz udah mau ngomong jika mau pipis ataupun pup. Alhamdulillah, kata Bu Guru dilanjut saja, mereka udah biasa koq ajarin belum dewasa lepas popok. Alhamdulillah jika begitu. Fix, Senin itu Faraz ke sekolah tidak pakai popok tapi tetap bawa popok di dalam tas sebagai cadangan. Kali aja Faraz rese' gak mau bilang Bu Guru jika mau pipis atau pup, jadi ngompol kan gawat, heheheh. Yeay!! He did it! Kata Bu Guru, Faraz udah pintar, ia bilang jika mau pipis ataupun pup. Alhamdulillah. Mama girang banget deh dengarnya 😊
Setelah lihat perkembangannya selama seminggu, Alhamdulillah Faraz memang sudah siap untuk lepas popok. Tidak hanya siang hari begitupun di malam hari. Jadilah semenjak ketika itu kita dadah-dadah manjah ke popok, heheheh. Dan beneran lho, hingga ketika ini Faraz belum pernah ngompol di malam hari. Pernah sekali ngompol di kawasan tidur itu alasannya ialah emang bangunnya udah siang. Beberapa kali saya bangunkan untuk ajak ke kamar mandi tapi anaknya malas gerak untuk sekedar berdiri pipis, jangankan itu, buka mata aja tidak mau. Faraz emang gitu anaknya, jika udah tidur, ya bablas. Mirip Bapaknya gitu deh, hihihih.
Dari pengalaman ini Mama jadi menyimpulkan beberapa hal perihal toilet training. Dicatat disini biar sekalian jadi pengigat juga, secara kan masih ada Adek Fawwaz yang InsyaAllah nanti bakalan melewati proses toilet pelatihan juga. Ntahlah, akan berapa usang nanti ia lepas popoknya. Tiap anak kan punya ceritanya sendiri. Gak usah dibanding-bandingin terus, yah?!
- Sounding ke anak perihal toilet pelatihan semenjak dini;
- Bersabarlah dan jangan simpel mengalah selama proses toilet training;
- Kerjasama dengan pasangan dan orang sekitar supaya semua berjalan lebih lancar;
- Jika anak sudah sanggup bicara ini lebih mudah;
- Beri kebanggaan ke anak, supaya ia pun juga semangat dan merasa dihargai;
- Yakin dan percaya bahwa ketika anak telah siap, dengan sendirinya ia pun akan lepas dari kebiasaan popoknya itu. Byebye, diapers!
Hmm, kira-kira menyerupai itulah kesimpulan dari catatan Mama. Senang banget deh rasanya misi ini sudah berhasil. Sekarang Faraz usianya 3 tahun 7 bulan, sudah hampir tiga bulan lulus dari proses toilet training. Sudah bebas dari popok, sudah cerdik ke kamar mandi sendiri tapi tetap harus dalam pengawasan ketat. Aah, Kakak Faraz cerdik deh. Sehat selalu ya, Sayangnya Mama 😘
Cheers,
Post a Comment