0 Comment
Tantri Kotak Terpukau dengan Pendakwah di Final Sunsilk Hijab Hunt 2019

Foto: Hestianingsih/WolipopFoto: Hestianingsih/Wolipop

Bandung - Saat usia 17 tahun, kebanyakan pintar balig cukup akal mungkin masih asyik hang out dengan teman-teman, nonton konser musik, coba tren fashion terbaru atau sibuk mengurus lanjut kuliah. Tapi Nada Umaya, di usia yang masih sangat belia, sudah memikirkan rencananya membangun sebuah pesantren.

Nada Umaya yang merupakan penerima audisi Sunsilk Hijab Hunt 2018, menunjukkan contoh, bahwa mimpi bisa diwujudkan sedini mungkin asalkan ada kemauan dan tekad yang kuat. Menampilkan talenta menyanyi dan religi di Ballroom Masjid Agung Trans Studio Mall Bandung, Sabtu (13/5/2018), sosok Nada memang cukup menarik perhatian.

Baca Juga: Geulis Pisan! Deretan Hijabers Cantik Ramaikan Sunsilk Hijab Hunt Bandung

Parasnya yang imut dan anggun tapi piawai berdakwah, membuat salah satu juri audisi terkagum-kagum. Ternyata ada tujuan mulia di balik keikutsertaannya ikut audisi Sunsilk Hijab Hunt 2018.

"Kalau nanti menang hadiah uangnya untuk tambah-tambah berdiri pesantren," tutur Nada kepada Wolipop.

Ia bercerita ketika ini sedang mendirikan pesantren di Rancaekek, Bandung. Dimulai semenjak 2016, pembangunan pesantren miliknya sudah hampir final mencapai 80 persen.

Pendidikan di pesantren pun sudah berjalan meskipun pembangunannya belum final sepenuhnya. Saat ini jumlah santri yang tinggal di asrama pesantren Nada berjumlah 150 orang. Sedangkan santri yang sekolah ada sekitar 500 orang.

"Saya ingin membuat generasi qurani. Muda-mudi ikut pengajian dan berguru Al-Quran. Kalau bisa menang saya ingin bisa syiar nada dan dakwah lebih luas dan membantu pembangunan pesantren saya," ujar pintar balig cukup akal yang sudah berkeinginan membangun pesantren sendiri semenjak kelas 4 SD ini.

Selama ini, biaya yang dipakai untuk membangun pesantren tiba dari penghasilan Nada pribadi. Ia kerap hadir mengisi program sebagai penyanyi religi dan uangnya dikumpulkan untuk membangun pesantren.

Baca Juga: Pernah Buka Jilbab Demi Karier, Hijabers Cantik Ini Alami Hal Tak Terduga

Diakui Nada, biaya memang jadi hambatan utama Nada dalam proses pembangunan pesantrennya. Selain itu tak sedikit pula orang yang mencurigai kemampuan dan keseriusannya membangun pesantren alasannya yaitu usianya yang masih remaja.

Untungnya, keluarga Nada sangat mendukung niat mulianya. Saat ini tenaga pengajar di pesantren berasal dari keluarga dan Nada sendiri. Pesantren dan sekolahnya setingkat SD, Sekolah Menengah Pertama dan SMA. Nada juga mempunyai majelis yang dibinanya semenjak 2010, yang diisi pengajian ibu-ibu.

Semoga harapan Nada menuntaskan pembangunan pesantrennya lekas tercapai, ya!

Post a Comment

 
Top