0 Comment
Sean Gelael ketika sesi free practice bareng Toro Rosso animo kemudian (Peter Fox/Getty Images)Sean Gelael ketika sesi free practice bareng Toro Rosso animo kemudian (Peter Fox/Getty Images)

Jakarta - Pertanyaan soal kapan Sean Gelael naik kelas ke Formula 1 kembali mengemuka. Apakah itu di 2019 atau 2020, ayah Seab menuturkan analisanya.

Sean sekarang memasuki animo ketiga penuhnya membalap di F2. Setelah memperkuat Carlin dan Arden, Sean bakal memperkuat Prema pada animo 2018 berdampingan dengan Nyck der Vries.

Ini merupakan laba untuk pebalap 21 tahun itu mengingat Prema selalu finis di dua besar klasemen konstruktor plus menempatkan para pebalapnya sebagai juara dunia dalam dua animo terakhir.

Dengan kendaraan beroda empat yang lebih kompetitif normalnya Sean dapat tampil lebih kompetitif ketimbang dua animo awalnya di mana selalu finis posisi ke-15 dan belum sekalipun meraih kemenangan.

"Apakah animo ini terakhir di F2? Apakah kendaraan beroda empat gres ini bakal cocok, kita tahu Prema di atas. Secara teori, dengan good engineer, niscaya akan lebih baik dari yang lain dan juga dengan kendaraan beroda empat baru. Teorinya, harusnya lebih cantik jika engineer-nya bagus. Prema, ART, Dams, semua kompetitif. kita tahu engineer bagus," ujar ayah Sean, Ricardo Gelael, kepada wartawan di kantornya, Senin (15/1) malam WIB kemarin.

"Ini soal pebalapnya juga, bagaimana Sean dapat adaptasi, mungkin hari ini jika lihat waktu jelek, beliau lebih fokus ke nyupirnya dan tidak mikir mobilnya. Dia tahu mobilnya sudah terbukti bagus. Tapi tentu Sean juga punya kelemahan, inkonsisten di kualifikasi. Ini lagi dicari ama Prema apa kelemahan dia, ini harus diperbaiki. Ban juga belum tahu, apakah sama komponennya. Semua masih tek-teki," sambungnya.

Dengan umurnya ketika ini, Sean pun mulai didesak publik untuk menjajal balapan F1 menyerupai halnya Rio Haryanto dua tahun kemudian di Manor. Apalagi Sean bakal menjalani animo ketiganya di F2 yang dianggap jadi bekal cukup menjajal balapan jet darat tertinggi itu.

Tapi, Ricardo sendiri tak mau buru-buru dan meminta publik menunggu menyerupai apa performa Sean di animo yang baru. Sean sendiri sudah menjajal F1 ketika mengikuti empat kali sesi free practice bareng Toro Rosso animo kemudian serta tiga kali tes.

"Pokoknya jika kita sih lebih cepat, lebih bagus. Kalau balasannya bagus, terakhir sih bagus, kita lihat proses aja. Kalau balasannya beliau buruk ngapain diterusin juga. Kita harus fair," paparnya.

"Tapi buruk alasannya ialah beliau atau buruk alasannya ialah tim mekanik, banyak penyebabnya. Kita gak dapat lihat hasil, dari hasil kita dapat lihat kenapa beliau jelek."

"Kalau kita lihat masih ada harapan, beliau dapat top seven atau top five, kita coba lagi tahun depan. Kalau beliau masih di luar 10 besar, yaudahlah," tutup Ricardo yang juga mantan pereli nasional itu.


Post a Comment

 
Top