0 Comment
Laptop Asus. Foto: detikINET/Adi Fida RahmanLaptop Asus. Foto: detikINET/Adi Fida Rahman

Jakarta - Tahun 2017 sepertinya bukan tahun yang manis untuk produsen notebook, khususnya yang berjualan di Indonesia. Sebab, di tahun tersebut terjadi penurunan penjualan sekitar 10%.

"Kalau mengacu data Gfk, di 2016 ternyata di Indonesia terjual 1.946.610 unit notebook di seluruh Indonesia. Ini tak hanya dari Asus tapi dari seluruh produsen notebook yang bermain di Indonesia," ujar Muhammad Firman, Head of PR & e-Marketing Asus Indonesia di Seribu Rasa, Jakarta, Selasa (13/2/2018).

Jumlah penjualan tadi, lanjut Firman, ternyata mengalami penurunan di tahun 2017, yang hanya menjadi 1.713.450. Angka ini juga diambil dari penjualan keseluruhan produsen notebook yang ada di Indonesia.

"Meski terjadi penurunan, tetapi dari data Gfk juga ada sedikit peningkatan dari ASP (Average Selling Price) notebook yang beredar. Kalau di tahun 2016 rata-rata harganya Rp 4,6 juta, tapi di 2017 menjadi Rp 4,9 juta," jelas Firman.

"Memang meski penjualan menurun yang berimbas pada penurunan revenue, tapi tidak begitu kuat signifikan pada produsen notebook yang punya market share tinggi," papar Firman.

Bicara market share, ibarat dikatakan Firman, Asus mempunyai 36,3% market share di tahun 2016. Angka market share ini pun meningkat menjadi 39,8% di 2017 berdasarkan data Gfk semester 2 tahun 2017.

Raihan tersebut mengakibatkan Asus nomor satu di segmen notebook consumer. Posisi kedua sementara ditempati oleh Lenovo dengan market share 21,8%, Acer dengan market share 17,9%, HP dengan 14,4%, dan sisanya 6,1%.

"Kita dapat lihat ada empat merk besar global. Brand global ini, termasuk Asus, menguasai sekitar 94% pasar. Makara sisanya 6,1% itu di luar empat merk besar," pungkas Firman.

Post a Comment

 
Top