0 Comment

Seberapa gregetnya kau dengan sosial media (sosmed -red)?  Sebelum tidur cek HP dulu, buka semua sosmed kemudian tidurnya tiga jam kemudian alasannya yakni kepo dengan postingan sobat kemudian stalking-lah kesana kemari.  

Seberapa gregetnya kau dengan sosmed?  Bangun tidur yang dicari HP dulu, baca update di semua sosmed, kemudian bangunnya sejam kemudian alasannya yakni sibuk komen sana sini.  
******

Hmm, Sosmed oh Sosmed! Tidak sanggup dibantahkan lagi kalau sosmed ketika ini sanggup jadi apa saja buat sebagian orang. Bisa jadi hal yang baik bila penggunaannya memang di jalan yang benar, pun sanggup jadi malapetaka bila dipakai pada jalan yang salah, ckckckk. Semoga kita semua selalu digolongkan ke dalam jalan yang lurus yak! Hmm, ini macam pidato aja deh yah? 😂

Setelah lihat kegiatan di Be Molulo, konon katanya bulan ini saya yang harus setor trigger buat ditanggapin sama teman-teman di group yang berbahagia itu. Hmm, jadi kepikiran pengen tulis wacana sosmed aja deh. Kenapa? Ya, alasannya yakni rasanya barang satu ini yang paling akrab dengan kita semua. 

Hayooo, cobaaa siapa nih yang cuma punya satu akun media umum saja? Yakin gitu cuma ngandalin FB aja, misalnya? Atau IG saja? Atau mungkin hanya Twitter saja? Kalau saya sendiri sih bilang gak yakin cuma sanggup punya satu akun media umum meski kini sih udah jarang banget jadikan medsos sebagai kawasan curhat menye-menye 😝

Peran Media Sosial Bagi Kehidupan


Tidak sanggup dipungkiri lagi kalau medsos itu punya tugas kasatmata juga dalam kehidupan kita ini. Secara yah, melalui medsos kita pun sanggup mampu penghasilan tambahan, contohnya menyerupai kita-kita ini nih yang ngebuzzer kan ya. Atau menjalin kembali silaturahmi dengan famili maupun kerabat lama.

Baca juga: Tentang Penghasilan Tambahan


Ada juga yang kini jadikan sosmed malah sebagai kawasan mencari rejeki utamanya. Monetize sosmed lewat Facebook ataupun Instagram, misalnya. Saya juga sih belakangan sering gunakan dua media ini sebagai media kawasan jualan. Biasanya sih gencar jualannya itu pas libur ataupun lagi cuti, heheheh. Masih penjual amatiran emang ini 😁

Bijak dalam Bermedia-Sosial

Segala hal memang sanggup dishare di sosmed, tinggal dari kita saja yang WAJIB memilah mana yang baik dan buruknya. Kita harus arif menyortir mana yang sebaiknya dishare ke umum atau tidak. Tidak hanya itu, pandai-pandailah pula dalam membagikan atau meneruskan gosip yang ada untuk dibagikan kembali ke halaman medsos kita. Gak mau dong ya dilabeli Miss/Mr. Hoax karena gak sanggup menyaring yang mana yang betul dan yang mana pula yang salah atau tidak mencari kebenaran gosip dulu sebelum re-share. Atau nanti dengar bisik-bisik "Si A tuh yah, gadgetnya keren, smartphonenya tipe terbaru nan update terus tapi tidak se-smart otaknya". Haduh, apa kata dunia tuh?!

Pasti juga risih kan kalau lihat di berandanya berseliweran status gak terang bin ajaib. Apalagi kalau udah bahas politik, komen ini itu yang notabene mereka itu ilmu politiknya yang yaaa gitu deh, sanggup dibilang standar ala kadarnya. Yang ada akibatnya debat kusir yang tak berkesudahan. Kalau menyerupai gini paling kondusif sih snooze aja si orang itu, biar gak kelihatan dalam kurun waktu beberapa saat. Hmm, kalau mau lebih ekstrim yah tinggal di unfollow or unfriend aja sekalian, heheh. Simple, gampang, tenang, kita juga jadi gak ikutan ghibah atau membenci satu kubu tertentu, yekaaan? Hahahah. 

Pahit Manis Bersosial-Media

Hidup di jaman now itu emang pilihannya cukup dua. Rasakan yang bagus atau pahit. Lalu, asam dan asin kemana? Anggap saja keduanya hanyalah suplemen saja, heheheh. Ribet amat yak? Hihihih. Kaprikornus menyerupai itu pula kehidupan bersosial media ini. Tinggal gimana kita mau memetik kebaikan supaya mencicipi manisnya hidup atau malah sebaliknya, rasa pahit dan penyesalan alasannya yakni salah melangkah dalam bersosial media.

Baca juga: The Power of Emak-Emak Selalu Benar

Hmm, ngerti kan maksud saya? Uhuukk. Begitulah, niscaya kita sudah lihat banyak pola di sekitaran kita wacana dampak dari 'salah jalan' dalam bersosial media ini. Yaaah, gitu deh. Makanya semoga kita sanggup lebih bijak dan arif lagi dalam bersosial media supaya mencicipi yang manis-manis saja. Merasakan yang happy alasannya yakni silaturahmi tetap terjaga dan juga mungkin bagi sebagian kita yang menimbulkan sosial media sebagai kawasan mencari penghasilan sanggup semakin laku manis, uhuuuii. Aamiin. 

*****

Nah, begitulah gregetnya bersosial-media versi saya. Gimana dengan pendapat Temans sekalian? Boleh banget lhoo di share juga. 🤗


 

Post a Comment

 
Top