0 Comment
Karya seni yang terbuat dari sampah di Maros (Bakrie/detikTravel)

Maros - Seniman di Maros ini berhasil mengubah sampah jadi karya seni yang indah. Lewat karyanya ini, ia berharap sanggup memajukan pariwisata di daerahnya.

Di tangan seorang seniman, benda yang tidak mempunyai nilai sama sekali, sanggup disulap menjadi barang berharga dengan nilai seni yang tinggi. Seperti yang dilakukan oleh seorang seniman di Maros, Sulawesi Selatan, semua benda yang awalnya hanya menjadi sampah, ia buat menjadi karya seni yang unik.

Ia yaitu Alimin Assegaf, warga jalan Bambu Runcing, Kelurahan Pettuadae, Kecamatan Turikale, Maros. Tak hanya telaten berbisnis aneka oleh-oleh khas Maros, laki-laki kelahiran 1971 ini juga sangat jago membuat kerajinan tangan dari barang bekas yang ada di sekitar rumahnya.

Mulai dari akar pohon, tegel pecah, kabel telepon hingga arang bekas ia sulap menjadi sebuah karya seni ajaib yang bernilai tinggi. Setiap karya yang ia buat, selalu memakai tema tertentu, mulai dari cinta hingga tema literasi.

Ia mengaku, wangsit membuat karya seni itu didapatkan dari banyaknya sampah di sekitar rumahnya.

"Kalau buat kerajinan tangan begini, sudah saya lakoni sekitar 10 tahun lalu. Tapi gres saya geluti sekitar dua bulan terakhir. Semua materi yang saya gunakan ini saya ambil di sekitar rumah saja, mulai dari bekas aspal hingga arang bekas," katanya kepada detikTravel, Rabu (12/12/2018).

Alimin Assegaf (Bakrie/detikTravel)Alimin Assegaf (Bakrie/detikTravel)
Untuk membuat satu karya, ia terlebih dahulu mencari wangsit tema yang akan ia buat. Beradasarkan tema itu, ia kemudian mengumpulkan barang-barang bekas yang akan ia rangkai menjadi satu karya. Benda-benda bekas itupun ia dapatkan tidak jauh dari sekitar rumahnya.

"Jadi yang duluan itu wangsit temanya dulu. Misalkan soal putus cinta, nah saya mencari materi yang sanggup merepresentasikan makna putus cinta itu, ibarat pecahan cangkang telur dan patahan ranting. Nah ini saya rangkai jadi satu dengan pemilihan posisi yang tepat," sambungnya.

Soal harga, menurutnya sangat relatif. Tergantung selera pembeli atau pemesan karyanya itu. Ia bahkan tidak pernah mematok satu harga untuk setiap karyanya. Baginya, sebuah karya seni dihentikan tersandera dengan nilai nominal saja, tapi lebih pada kepuasan seseorang dalam melihat satu karya itu.

"Saya tidak pernah mematok harganya. Karena jujur, untuk satu karya ini, nyaris tidak ada modalnya. Yah paling lem sama cat warna saja, selebihnya kan sampah. Nah yang mahal memang hanya di wangsit pembuatannya saja ketika menyusun tema apa begitu," tuturnya.

Karya seni dari sampah (Bakrie/detikTravel)Karya seni dari sampah (Bakrie/detikTravel)
Sejauh ini, Alimin mengaku tengah fokus untuk pengembangan kerajinan tangan khas Maros, ibarat miniatur karst Rammang-Rammang. Kedepannya, miniatur yang ia buat dari arang bekas ini, akan ia buat secara massal untuk dijadikan suvenir di tempat wisata karst Rammang-Rammang.

Selain terus menyebarkan bisnis kuliner buah tangan khas Maros, pemilik Panorama Food buah tangan khas Maros ini berharap, dirinya sanggup menumbuh kembangkan kreasi kerajinan tangan di daerahnya. Selain untuk membuat lapangan kerja gres bagi belum dewasa muda, pemanfaatan barang bekas ini juga sebagai kampanye lingkungan hidup.

"Saya kembangkan kerajinan begini, berharap sanggup satu paket dengan bisnis buah tangan yang saya geluti ketika ini. Maros ini sangat potensial alasannya industri pariwisatanya mulai bangkit. Tentunya ini sanggup jadi lapangan kerja gres dan ikut berkampanye soal kelestarian lingkungan," pungkasnya.



Tonton juga 'Tampil Stylish dengan Tas Daur Ulang Berbahan Kantong Plastik':

[Gambas:Video 20detik]


Post a Comment

 
Top