0 Comment
Inilah 7 Hijabers Indonesia yang Berprestasi di Dunia Internasional

Jakarta - Para hijabers Indonesia umumnya mempunyai lebih dari satu buah hijab. Mengoleksi hijab tentu tak ada salahnya. Namun, koleksi hijab itu perlu dirawat dengan baik tak hanya untuk menjaga kualitas hijabnya saja, tapi juga menjaga lingkungan.

Pemikiran ini mendorong seorang hijabers berjulukan Qonita Al Jundiah untuk menciptakan inovasi. Ia menciptakan 'Parte Hijab Wash', yaitu sebuah produk pencuci hijab yang terbuat dari materi alami, tanpa deterjen dan tanpa paraben.

Thata, sapaan akrabnya ini memang mempunyai kepedulian yang besar pada lingkungan. Sebelumnya, ia telah meluncurkan produk scarf yang terbuat dari 100% voile tanpa Polyster di bawah label Parte miliknya.

Inovatif, Muslimah Indonesia Ini Bikin Sabun Cuci Hijab dengan Bahan AlamiHijab ramah lingkungan dari Parte. Foto: Instagram/parte.co


Lulusan Master dari University of Leeds di London ini ingin mengajak para muslimah Indonesia untuk lebih sadar terhadap efek produk fashion pada lingkungan. Salah satu langkah kecilnya yakni dengan merawat produk-produk fashion yang dimiliki semoga lebih abadi dan tidak menghasilkan banyak sampah.

"Kita pengen menciptakan sabun basuh kita itu nggak cuma bermanfaat ke penggunanya, tapi juga gentle ke nature. Mencuci kerudung nggak cuma yang penting higienis aja. Kita pengen ada purpose lain gitu. Kita ngasih edukasi ke konsumen atau mungkin ke masyarakat luas bahwa deterjen itu nggak baik untuk lingkungan," tutur Thata.

Inovatif, Muslimah Indonesia Ini Bikin Sabun Cuci Hijab dengan Bahan AlamiHijab Wash dengan kandungan alami. Foto: Instagram/parte.co


Hijab Wash yang ia buat terdiri dari kandungan coconut oil dan rose essential oil. Kandungannya yang alami ini cocok digunakan untuk merawat kain voile, silk, katun, yang baiknya dicuci pakai tangan.

"Produk ini natural agent yang 80% kandungannya dari coconut oil jadi beliau mempunyai daya pembersih yang anggun banget dan alami. Wanginya pun dari essential oil bukan pewangi sintetik. Terus deterjen free, hars chemical free, cruelty free, dan biodegradable," jelas ibu dua anak ini.

Sebelum meluncurkan produk hijab ramah lingkungan, Thata sudah mempunyai minat yang tinggi terhadap hijab fashion. Saat masih menjadi mahasiswi S1 ia menghelat program fashion untuk pertama kalinya di Universitas Islam Negeri (UIN) yaitu UFF (UIN Fashion Fair) tahun 2012.



Sejak ketika itu, ia pun rutin mengunggah konten fashion di media umum sampai menggaet 174 ribu followers di Instagram. Thata juga pernah menjadi editor di majalah fashion muslim untuk remaja.

Hingga kesudahannya ia menerima beasiswa di University of Leeds di London jurusan Fashion, Enterprise & Society. Dengan pendidikan dan pengalamannya, ia berkomitmen untuk tidak hanya menghasilkan produk fashion saja tapi juga menciptakan karya yang kondusif untuk lingkungan.

Post a Comment

 
Top