Larantuka - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur akan menggelar Festival Nagi Tana. Bertujuan untuk melestarikan budaya, sekaligus menarik kunjungan wisatawan.
Festival budaya yang didukung Kementerian Pariwisata itu akan digelar pada 20 Desember 2018. Lokasinya sendiri berada di Taman Felix Fernandez, Larantuka. Festival Nagi Tana sendiri digelar dalam rangka memperingati HUT ke-60 Kabupaten Flores Timur dan Pemilihan Oa (Putri) Pariwisata Flores Timur.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur, Apolonia Corebima, menjelaskan untuk menanamkan rasa cinta warga pada nagi tanah Flores Timur. Festival Nagi Tana sendiri digelar bertepatan dengan perayaan HUT Kabupaten Flores Timur dan Hari Ibu pada 20 Desember 2018 mendatang.
"Konsep kita ialah perlombaan fashion show dengan dua kategori perlombaan yakni fashion show pakaian budbahasa orisinil (Lamaholot) dan fashion show. Nantinya akan ada modif pakaian kerja yang diikuti oleh 19 kecamatan. Yang mau kita tonjolkan ialah cinta terhadap khasana budaya kita Lamaholot Flotim (Flores Timur)," kata Apolonia menyerupai dalam siaran pers dari Kementerian Pariwisata, Kamis (20/12/2018).
Larantuka yang indah (dok Kemenpar) |
Bukan tanpa alasan, Budaya Lamaholot dan kain tenun NTT ditonjolkan kata Apolonia, Motif tempat pakaian Flores Timur itu sudah mendunia. Terlebih sering dibawa oleh karya desainer dari management Levico.
"Khusus untuk perlombaan fashion show kategori modif pakaian kerja, perlombaan ini akan dimeriahkan dengan tampilan pakaian kerja motif khas Flotim hasil karya desainer dari Levico. Salah satu di antaranya ialah mengasihi hasil karya tenunan kita sendiri, dan mendukung Peraturan Bupati Flores Timur ihwal Pemakaian Pakaian Motif Daerah Flotim," ujarnya.
Tak cuma Festival Nagi Tana, perayaan HUT Kabupaten Flores Timur ke-60 akan dilanjuti dengan persembahan program pemilihan Oa Pariwisata Flores Timur 2019 dan program hiburan sepanjang masa oleh D'Rippen Production pada tanggal 30 Desember 2018.
Pihak Kemenpar pun ikut bicara terkait Festival Nagi Tana, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata, Ricky Fauziyani menjelaskan, Menteri Pariwisata Arief Yahya selalu mendorong supaya kebudaayan harus dilestarikan dan dikembangkan untuk menjadi komersial, sehingga dapat mensejahterakan masyarakat.
"Perlu adanya kolaborasi dari semua pihak, terutama pemerintah tempat kabupaten dan kota di NTT. Karena budaya semakin dilestarikan semakin mensejahterakan," kata Ricky Fauziyani.
BACA JUGA: Gili Laba, Satu Lagi yang Cantik di Flores
Pihak Kemenpar juga mengajak masyarakat NTT khususnya di Flores Timur untuk terus menekuni dan mengasihi budaya dan tradisi lokal serta terus berkreasi, khususnya tenun untuk memintal benang, memberi warna asli, menenun dan mengakibatkan materi yang siap pakai.
"Kami gembira alasannya masyarakat Flores Timur selalu mengenakan kain tenun dan menjadi peraturan Bupati. Ini menawarkan identitas diri orang Flotim sebagai warisan dari budaya leluhur," pungkasnya.
Menteri Pariwisata juga ikut angkat bunyi terkait Festival Nagi Tana di Larantuka. Menurutnya ini potensi yang tak boleh disepelekan. Motif tenun Flotim sangat khas. Desain ragamnya simetris.
"Jangan takut bosan menyaksikan program ini. Warna dan desain tenun Flotim seakan mempengaruhi pengunjung untuk tidak gampang berpaling," ujar Menpar Arief Yahya.
Kain tenun asal Flotim diwarnai dengan aneka macam daun dan akar. Semua warna memakai warna alami. Dengan cara menyerupai itu, warna pada kain tenun Sumba akan semakin menarik dan tidak pudar.
"Ada filosofinya, ada sejarahnya, punya story telling yang kuat. Ini sangat matching dengan pariwisata" tutup Arief.
Tonton juga 'Pemandangan Menawan di Puncak Bukit Cinta':
Post a Comment