Jakarta - Mungkin pernah terlintas dalam benak, mengapa ada orang yang sudah menjalankan hidup secara sehat namun tetap terkena kanker? Malah ada yang bilang, kanker menyerupai 'undian' nasib baik dan nasib buruk.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr dr Aru W. Sudoyo, SpPD KHOM, FINASIM, FACP menjelaskan bahwa sebanyak 90 persen kanker itu disebabkan oleh lingkungan dan merupakan kepingan dari gaya hidup. Seperti merokok atau tidaknya, rutin atau tidaknya olahraga, cara makan, dan perkembangan berat badan.
"Memang banyak pasien-pasien aku yang bilang 'Dok, aku sudah anggun tumpuan hidupnya kok masih kena?' Ya lantaran memang sudah ada suatu paparan terhadap materi karsinogen selama hidupnya berpuluh tahun dan juga orang jika sudah ada kelemahan dari gennya di mana ada embel-embel sedikit sanggup jadi," tuturnya, di daerah Salemba, Jakarta Pusat.
Di tempat yang sama, Soehartati Gondhowiardjo MD. PhD, Ketua Perhimpunan Onkologi Radiasi Indonesia, membenarkan apa yang dikatakan oleh Prof Aru. Lebih jelas, ia menjabarkan hal ini lebih lanjut.
"Itu merupakan kemungkinan. Saat ini data kanker yaitu 1,4 per 1.000, tapi jika dengan kita menjalani hidup sehat kemungkinan seseorang terkena kanker diturunkan sebanyak 30 persen," jelasnya.
"Tapi kita bicara probability (kemungkinan), makanya masih mungkin ia terkena kanker. Kenapanya tadi, Prof Aru sudah jelaskan. Memang penyebab kanker itu sangat multifaktorial, sanggup dari matahari, debu, makanan, sanggup gen yang kita bawa, dan sebagainya," tutupnya.
Lebih dari 9,6 juta orang di dunia terkena kanker setiap tahunnya dan ironisnya sebanyak 70 persen janjkematian jawaban kanker terjadi di negara berkembang. Hal ini disebabkan salah satunya lantaran pasien tiba pada stadium lanjut. Padahal, lebih dari 40 persen kasus kanker sanggup dicegah, yakni dengan gaya hidup sehat.
Saksikan juga video 'Waspada, Ciri Sariawan Pertanda Kanker Mulut':
Post a Comment