Jakarta - Kanker merupakan penyebab janjkematian nomor dua di dunia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Globocan 2018 mengatakan di Indonesia terdapat sekitar 348.809 perkara kanker gres dan angka janjkematian tanggapan kanker mencapai 207.210.
Ironisnya, berdasarkan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof Dr dr Aru W. Sudoyo, SpPD KHOM, FINASIM, FACP, 70 persen pasien yang ditangani biasanya telah tiba di stadium lanjut. Ia pun menuturkan ada lima gejala umum yang perlu kita untuk kita tindak lanjuti apakah merupakan membuktikan penyakit serius atau kanker.
"Satu, berat tubuh yang menurun dengan drastis walaupun enggak diet. Kedua, adanya benjolan," kata Prof Aru dikala ditemui usai program rencana peringatan Hari Kanker Sedunia yang bertema "Iam and I Will", Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSUPN-CM), Kamis (17/1).
Benjolan-benjolan tersebut sanggup muncul pada banyak sekali kawasan contohnya di payudara, perut, atau beberapa cuilan lainnya. Hal selanjutnya ialah pendarahan di kawasan atau yang tidak lazim contohnya perempuan yang pendarahan menyerupai menstruasi tapi bahu-membahu belum memasuki masa tiba bulan.
Kemudian, adanya rasa nyeri yang menetap pada cuilan tubuh tertentu. Terakhir merasa lelah atau lesu yang yang tak kunjung hilang. Tanda terakhir biasanya dikarenakan lantaran lain menyerupai anemia namun kanker juga sanggup termasuk di dalam kemungkinannya.
"Lima itu aja, jikalau sudah ada satu aja sudah mulai harus waspada. Tapi kan kita kadang 'sudahlah diantepin aja, orang lagi sibuk kerja', tapi itu yang bikin terlambat," tandasnya.
Post a Comment