FMEA adalah sekumpulan petunjuk, sebuah proses, dan form untuk mengidentifikasi dan mendahului masalah-masalah potensial (kegagalan). Dengan mendasarkan aktivitas mereka pada FMEA, seorang manajer, tim perbaikan, atau pemilik proses dapatmemfokuskan energi dan sumber daya pada pencegahan, monitoring, dan rencana-rencana tanggapan yang paliing mungkin untuk memberikan hasil. Berasal dari industri-industri yang beresiko tinggi seperti pesawat terbang dan pertahanan, FMEA merupakan sebuah aplikasi yang lebih kuat dari konsep analisis masalah potensial
Kegunaan FMEA
Metode FMEA mempunyai banyak aplikasi dalam lingkungan Six Sigma, dalam hal mencari berbagai masalah bukan hanya dalam proses serta perbaikan kerja, tetapi juga dalam aktivitas pengumpulan data, usaha-usaha Voice of Customer, prosedur dan bahkan dalam pelaksanaan inisiatif Six Sigma. Salah satu prasayarat adalah adanya situasi yang kompleks atau beresiko tinggi dimana perlu memberikan penekanan khusus untuk menghentikan masalah.
Metode FMEA mempunyai banyak aplikasi dalam lingkungan Six Sigma, dalam hal mencari berbagai masalah bukan hanya dalam proses serta perbaikan kerja, tetapi juga dalam aktivitas pengumpulan data, usaha-usaha Voice of Customer, prosedur dan bahkan dalam pelaksanaan inisiatif Six Sigma. Salah satu prasayarat adalah adanya situasi yang kompleks atau beresiko tinggi dimana perlu memberikan penekanan khusus untuk menghentikan masalah.
Kegunaan FMEA
Metode FMEA mempunyai banyak aplikasi dalam lingkungan Six Sigma, dalam hal mencari berbagai masalah bukan hanya dalam proses serta perbaikan kerja, tetapi juga dalam aktivitas pengumpulan data, usaha-usaha Voice of Customer, prosedur dan bahkan dalam pelaksanaan inisiatif Six Sigma. Salah satu prasayarat adalah adanya situasi yang kompleks atau beresiko tinggi dimana perlu memberikan penekanan khusus untuk menghentikan masalah.
Proses Kerja FMEA
Berikut ini langkah-langkah dan konsep-konsep:
1. Mengidentifikasi proses atau produk/jasa.
2. Mendaftarkan masalah-masalah potensial yang dapat muncul (failure modes). Ide-ide untuk masalah potensial mungkin berasaldari berbagai sumber, meliputi brainstorming, analisis proses, benchmarking, dan sebagainya. Masalah-masalah dapat dikelompokkan berdasarkan langkah proses atau komponen produk/jasa. Hindarilah masalah-masalah sepele.
3. Menilai masalah untuk kerumitan, probabilitas kejadian, dan detektabilitas. Dengan menggunakan skala 1-10, berikan skor pada masing-masing faktor untuk setiap masalah potensial. Masalah-masalah yang lebih serius untuk mendapat rating lebih tinggi, demikian juga masalah yang sulit untuk dideteksi. Hal ini dapat dinilai atau didasarkan pada data historis atau data tes.
4. Menghitung Risk Priority Number atau RPN dan tindaakan-tindakan prioritas. Rating resiko keseluruhan diperoleh dengan mengalikan tiga skor bersama-sama. Dengan menambahkan RPN dari semua masalah, maka akan mendapat gambaran resiko total untuk proses atau produk/jasa. RPN maksimum adalah 1.000.
5. Melakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko. Dengan memfokuskan pertama-tama pada masalah-masalah potensial yang memiliki prioritas tertinggi, keudian dapat memikirkan tindakan-tindakan untuk mengurangi salah satu atau semua faktor. Manfaat darikunci ini adalah untuk membuat sumber daya manajemen masalah yang selalu tidak terbatas, dan memberikan manfaat yang terbaik.
Post a Comment