0 Comment
Foto: Dok. Kemenpar

Jakarta - Selama ini, Larantuka yang berada di Kabupaten Flores Timur (Flotim), NTT, dikenal dengan wisata religi perayaan Semana Santa. Padahal Larantuka mempunyai lebih dari itu, menyerupai keindahan alam pasir timbul di Mekko, sampai pemandangan sunset yang indah di Pantai Kawaliwu.

"Memang wisata religi menjadi andalan. Tapi Larantuka juga mempunyai budaya dan ritual. Dan, itu menjadi potensi pariwisata. Potensi alam juga di kami banyak, menyerupai di Mekko dan juga sunset terbaik di Kawaliwu yang menarik untuk dijual," kata Kepala Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur, Apolonia Corebima dalam keterangan tertulis, Selasa (25/12/2018).

Nia menjelaskan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sudah mendata destinasi-destinasi potensial untuk dikembangkan di Flotim. Totalnya ada 115 destinasi yang menjadi aset pariwisata Flotim.

"Kami mendata 15 destinasi wisata yang potensial untuk dikembangkan. Sementara untuk kebudayaan terdapat rumah sopan santun dan benda-benda bersejarah lainnya. Total ada 115 yang sanggup dikembangkan untuk aset pariwisata," ujarnya.

Namun Nia mengakui waktu terbaik untuk berlibur ke Larantuka yaitu ketika Semana Santa. Saat itu wisatawan sanggup menikmati wisata religi.

"Tahun ini kami mengembangkannya untuk menyampaikan beberapa paket wisata, semisal kami akan menciptakan Festival Titi Jagung dan beberapa acara lainnya. Tujuannya biar wisatawan sanggup berlama-lama di Larantuka," ujarnya.


Secara aksesibilitas, Larantuka sudah sanggup dijangkau dengan dua penerbangan dari Kupang, pada pagi dan sore. Terkait Amenitas atau kemudahan pendukung pariwisata menyerupai hotel dan restoran juga sudah tumbuh berkembang.

Sayangnya sampah masih menjadi persoalan. Masyarakat belum begitu sadar ihwal pentingnya kebersihan di destinasi wisata. Untuk Nia mengatakan, pihaknya melaksanakan gerakan persuasif untuk mengajak masyarakat menjaga lingkungan.

"Kami juga akan mengadakan gerakan sadar wisata di sini dan simpulan pekan ini kami akan bersih-bersih pantai. Semoga sanggup menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pariwisata di Larantuka," pungkasnya.

Di sisi lain, Kepala Bidang Pemasaran Regional III Area II Kemenpar Hendry Noviardi menyampaikan destinasi wisata kalau ingin menjadi kelas dunia harus memperhatikan kesiapan atraksi, amenitas, dan aksesibilitas (3A).


"Larantuka untuk atraksi sudah tidak diragukan lagi. Alamnya juga potensial untuk di jual. Aksesibilitas memang perlu di Kembangkan untuk menjadi destinasi kelas dunia," ujar Hendri.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan pentingnya melestarikan budaya. Menurutnya semakin budaya dilestarikan maka akan semakin menyejahterakan.

"Pariwisata kita basisnya budaya. Budaya bukan hanya maksudnya tari menari atau pertunjukan saja. Tapi juga tata nilai dasar yang menjadi falsafah hidup Indonesia. Tata nilai itu yang menjadi inti. Makanya budaya itu semakin dilestarikan semakin menyejahterakan. Kekayaan budaya kita lah yang selalu menjadi buruan wisatawan mancanegara," ujar Arief.

Post a Comment

 
Top