Morotai - Di mana ada sinyal, warga berkumpul untuk internetan. Antusiasme ibarat ini sering terlihat di desa-desa yang gres masuk internet, salah satunya di Desa Waringin, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.
Surti Tandiana (27), salah satu warga desa tersebut, bercerita bahwa kehadiran internet dari WiFi yang dipasang di sekolah SMPN SATAP Waringin, menjadi magnet bagi warga untuk berkumpul di sana berburu sinyal.
"Kalau jam istirahat pada pegang HP. Di lapangan depan sekolah bersahabat ada tower itu orang berkumpul mau internetan semua," dongeng Surti.
"Pak Bupati juga minta acara sekolah dan kantor desa itu dilaporkan. Misalnya jam 7 selesai apel, kirim laporan ke kantor Bupati pakai WiFi itu," terangnya.
Namun semenjak beberapa bulan lalu, saluran WiFi di SMPN SATAP Waringin dibatasi. Sebenarnya, ini dilakukan untuk mencegah perbuatan tidak terpuji para pemburu WiFi yang suka berkumpul hingga larut malam.
"Sebelumnya ada WiFi itu kita tinggal sambung saja di HP. Tapi alasannya ada kumpul-kumpul hingga malam itu ada kehilangan lampu, bangku berantakan, Kepala Sekolah marah. Internetnya kini dikunci (pakai password) dan ada jamnya," tuturnya.
Karena insiden tersebut, operasional WiFi kini diatur hanya untuk keperluan sekolah dan kantor desa yang terletak tidak jauh di depannya.
Bagi Surti sendiri, kehadiran internet di desanya juga menjadi embel-embel modal untuk mencari penghasilan. Karena selain menjadi pengajar honorer, Surti mencari embel-embel penghasilan dengan berjualan produk herbal secara online.
Taman Kota Morotai salah satu ruang publik yang dipasangi WiFi. Foto: BAKTI Kominfo |
Karena WiFi di bersahabat rumahnya kini terbatas, Surti pun harus pergi ke sentra kota di Daruba ketika perlu internetan. Disebutkan Surti, di Daruba sudah cukup banyak saluran WiFi gratis di aneka macam ruang publik.
Yang terdekat, Surti mencari internet di Taman Kota Morotai yang jarak tempuhnya sekitar 1 jam memakai sepeda motor dari rumahnya.
"Saya pergi ke taman saja. Di sana banyak orang kumpul pakai WiFi. Kalau kebetulan ada yang konek sama jualan, ya saya balas. Tapi kadang yang beli tidak jadi alasannya mereka pesan waktu saya sedang tidak buka internet," sebutnya.
Karenanya, Surti berharap saluran internet WiFi di desanya dapat diperbanyak, supaya beliau dapat lancar melayani para pembeli produk jualannya. Lebih elok lagi, beliau berharap ada saluran internet dari seluler di desanya.
"Kami bersyukur sudah ada tower di sini tidak sulit lagi menelepon. Tapi bahagia juga jikalau nanti punya tower untuk internet. Karena jikalau mau pakai Telkomsel pun di sini belum dapat (internetan)," ujarnya.
BTS 2G di Desa Waringin, Morotai, Maluku Utara berdiri semenjak 2017. Foto: Rachmatunnisa/detikINET |
Penambahan BTS di Morotai
Saat ini, desa Waringin daerah Surti tinggal memang gres punya Base Transceiver Station (BTS) 2G dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo dan Telkomsel yang beroperasi semenjak 2017.
Dalam kunjungannya ke lokasi BTS tersebut pekan ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berjanji mengebut ketersediaan akses internet yang didelegasikannya kepada BAKTI.
"Di 2020 sebanyak 75 ribu desa di Indonesia akan terhubung dengan internet cepat. Dan 2022 kita akan punya satelit sendiri, sehingga semua sekolah, kantor desa, puskesmas kantor polsek yang belum tersentuh, semuanya akan punya internet cepat," janjinya.
Menkominfo Rudiantara meninjau BTS 2G di Desa Waringin ditemani Bupati Pulau Morotai Benny Laos. Foto: Rachmatunnisa/detikINET |
Hal ini sejalan dengan ajakan Bupati Pulau Morotai Benny Laos. Dia merinci, semenjak dirinya menjabat sebagai Bupati pada Mei 2017, Morotai ketika ini sudah punya 45 BTS dari sebelumnya 8 BTS.
Di tahun ini, akan ada 8 BTS gres yang rencananya akan didirikan operator Telkomsel. Ketersediaan internet melalui WiFi gratis pun terus diupayakan.
"Untuk sasaran nasional, Morotai ini lebih cepat satu tahun. Pak Menteri yang memulai, harus pak Menteri pula yang mengakhiri. Mudah-mudahan 2020 pak Menteri tiba lagi ke sini dengan sinyal 4G sudah 100%," harap Benny.
Berdasarkan data BAKTI Kominfo, hingga ketika ini pembangunan BTS di Provinsi Maluku Utara ada sebanyak 80 titik lokasi. Khusus di Kabupaten Morotai ada sebanyak 29 titik lokasi dengan kapasitas 2G.
BAKTI juga menyediakan saluran internet di Morotai. Akses Internet yang telah dibangun di Morotai mencapai 59 lokasi, yang tersebar di lokasi sekolah, puskesmas, serta lokasi publik lainnya.
Post a Comment