Banda Aceh - Kota Banda Aceh kini punya satu lagi spot foto yang instagramable. Mulanya desa ini terbilang kumuh kemudian disulap jadi lokasi wisata baru.
Rumah-rumah dicat warna-warni serta dibikin mural. Letaknya ada di Bantaran Krueng Dho, Lorong Kerinci, Desa Seutui, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh.
Proses pengecatan dilakukan secara sukarela oleh masyarakat. Beberapa rumah di sana dibikin mural pada dinding depan dan samping.
Mural yang dilukis mahasiswa dan warga itu memuat aneka gambar menyerupai tong sampah, susunan buku, ikan, burung serta lainnya. Tentunya, setiap mural ini mengandung arti tersendiri dan memang dikala ini belum semua rumah warga selesai dibikin muralnya.
Tapi warga akan terus memoles tempat tinggal mereka. Di sana, tak hanya rumah yang dipermak, tembok pagar juga dicat dengan bermacam-macam warna. Di sekitar tembok warna pelangi ini, pengunjung sanggup berfoto ria. Asyiknya, berkunjung ke sana dikala ini tidak dipungut biaya apapun alias gratis.
Ada mural yang Instagramable (Agus Setyadi/detikTravel) |
Selain tampil fresh, suasana di kampung ini juga tergolong adem dan bersih. Jalanan sekeliling rumah warga sudah dipasang paving block. Dengan bergantinya cat rumah-rumah di sana, dusun itu pun kini jauh dari kesan kumuh. Lokasi ini bakal dijadikan tempat wisata gres di Banda Aceh.
Warga Dusun Kerinci juga sudah siap dengan kehadiran wisatawan. Mereka akan terus memperindah desa mereka dan rencananya di sepanjang jalan di bandaran sungai akan di pasang payung. Tujuannya, untuk menarik minat traveler.
Pembenahan itu sendiri dilakukan warga sehabis dusun mereka masuk ke dalam jadwal 'Kota Tanpa Kumuh'. Program ini digagas Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan tujuan untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di Indonesia.
Seorang warga Dusun Kerinci, Zul Mawardi, menyampaikan bahwa cat untuk memoles rumah-rumah warga ini diberikan oleh Pemkot Banda Aceh. Sedangkan proses pengecatan dilakukan secara sukarela oleh masyarakat. Tempat ini pun jadi asyik untuk dikunjungi dikala akhir pekan.
"Rumah yang sudah dicat ini 17 rumah dan delapan rumah sudah dibikin mural," kata Zul dikala ditemui detikTravel, Jumat (11/1/2019).
Jadi objek foto (Agus Setyadi/detikTravel) |
"Masyarakat cukup mendukung jadwal Kotaku alasannya mengakibatkan desa nampak bersih. Warga senang," terang Zul yang ikut menciptakan beberapa mural di sana.
Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyampaikan proses pengecatan rumah yang dilakukan warga Seutui merupakan gerakan memperindah daerah hunian. Gerakan ini dimulai dari bantaran Krueng Dho dan akan dilanjutkan ke daerah lain, menyerupai bantaran Krueng Daroy.
"Kita harap desa ini semakin cantik, indah dan semakin maju sehingga akan menjadi daya tarik sebagai destinasi wisata gres di Banda Aceh," kata Aminullah beberapa waktu lalu.
"Ini bukan hanya sekadar kita percantik dengan cat warna warni, tapi juga akan kita dukung dengan kebersihan. Di sini nanti akan kita berikan boat kecil untuk mengangkut sampah di sungai ini. Wisata harus didukung dengan kebersihan. Saya harap warga ikut bantu-membantu menjaga kebersihan lingkungan kita," ungkap Aminullah.
Menurut Aminullah, Banda Aceh melalui jadwal 'Kotaku' sudah berhasil mengatasi daerah kumuh mencapai 465,24 hektare sampai selesai tahun 2018. Hingga nantinya seluruh wilayah dalam kota utama Aceh itu bebas kumuh sepenuhnya.
"Totalnya ada 485,29 hektare daerah kumuh, artinya hanya tinggal 20 hektare lagi. Program Kotaku yang bersumber dari APBN ini akan kembali dilanjutkan tahun ini. Insya Allah tahun 2019 Banda Aceh akan zero daerah kumuh," ujar Aminullah.
Post a Comment