0 Comment
Tingginya ijab kabul usia muda dianggap kembali ke masa kemudian (Foto: dok. Thinkstock) Tingginya ijab kabul usia muda dianggap kembali ke masa kemudian (Foto: dok. Thinkstock)

Jakarta - Menyebut angka pernikahan pada usia muda cukup tinggi, Ketua Pengurus Nasional Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Ichsan Malik mengakui ini merupakan kegagalan yang dilakukan PKBI, Kementerian Kesehatan, dan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional).

"Seperti terulang kembali, tingkat maut bayi tinggi lagi, padahal ini fenomena tahun 60-70an, kawin usia muda tinggi kembali, angka maut ibu melahirkan juga tinggi kembali. Gagal total berarti PKBI, Depkes (Kemenkes), dan BKKBN," katanya ketika media briefing di Wisma PKBI, Jl Hang Jebat III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/1/2019).

Menurutnya, kasus tersebut merupakan fenomena yang sudah marak terjadi di beberapa puluh tahun silam, namun terulang kembali belakangan ini.



Kegagalannya pun bukan hanya alasannya yaitu meningkatnya ketiga hal tersebut, Ichsan juga menyampaikan adanya kasus bunuh diri sekeluarga yang menghancurkan lima dimensi keluarga yang telah ada, yaitu kelahiran, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan masa depan.

"Fenomena kedua, ada keluarga yang sehat, bertanggung jawab, sejahtera, terdidik, sehat lagi, tapi bunuh diri massal. Makara kayaknya gagal total, harusnya keluarga bertanggung jawab," imbuhnya.

Ichsan pun menyampaikan bahwa masalah-masalah di atas menimbulkan tantangan gres bagi PKBI, yakni dilema intoleransi pada anggota keluarga. Maka dari itu, toleransi dijadikan PKBI menjadi dimensi keenam untuk membereskan permasalahan tersebut.



Post a Comment

 
Top