0 Comment
Bigorexia akan sangat terobsesi dengan angkat beban, melupakan pekerjaan dan orang-orang sekitarnya. (Foto: Thinkstock) Bigorexia akan sangat terobsesi dengan angkat beban, melupakan pekerjaan dan orang-orang sekitarnya. (Foto: Thinkstock)

Jakarta - Tubuh yang bugar dan kekar niscaya jadi cita-cita banyak laki-laki cukup umur ini. Membangun massa otot biasanya diperoleh dengan melaksanakan angkat beban, namun ada kalanya seseorang menjadi kelewatan dan kecanduan hingga menjadikan kelainan kejiawaan yang disebut muscle dysmorphia (MD).

Dikutip dari Fox News, MD sering disebut juga dengan bigorexia, telah nampak meningkat di beberapa negara. Di Amerika Serikat misalnya, setidaknya 2 persen warganya mempunyai gangguan body dysmorphic, para andal meyakini bahwa seperempatnya mengalami bigorexia.

"Pengidap bigorexia terlihat sangat terobsesi dengan angkat beban, melupakan pekerjaan dan orang-orang sekitarnya untuk berolahraga dan menghilangkan lemak. Terkadang beberapa terlibat dalam kecanduan obat-obatan, contohnya sterois yang dikonsumsi untuk membantu pembentukan massa otot," tulis situs tersebut.



Gejala lainnya mencakup melaksanakan angkat berat dalam beberapa jam tiap harinya, rasa khawatir atau panik kalau melewatkan satu sesi latihan, tetap latihan walau cedera, kecanduan pemanis dan steroid, gampang marah, kesal dan depresi, dan mendahulukan latihan di atas pekerjaan dan hubungan.

Mereka kerap mengkhawatirkan badan mereka terlalu kecil, walau mereka sudah mempunyai otot yang cukup besar. Tujuan mereka yaitu perfeksionisme, terlebih alasannya tekanan terhadap 'tubuh yang sempurna'.

Masih diharapkan banyak riset soal kelainan MD, dan hingga ketika itu, para binaragawan dan kau yang kerap angkat beban mempunyai risiko yang tinggi terkena kelainan ini.


Post a Comment

 
Top