0 Comment
Stunting masih menjadi tantangan di Indonesia. (Foto: Yakub Mulyono) Stunting masih menjadi tantangan di Indonesia. (Foto: Yakub Mulyono)

Jakarta - Saat memberikan pidato kebangsaan Indonesia Menang calon presiden Prabowo Subianto menyebut satu dari tiga anak di bawah lima tahun gagal tumbuh. Hal tersebut kemungkinan merujuk pada stunting yang memang masih tinggi di Indonesia.

"Rumah sakit mengurangi pelayanan kepada rakyat, negara yang satu dari tiga anak di bawah lima tahun mengalami gagal tumbuh, alasannya yaitu kurang protein," kata Prabowo pada Selasa (14/1/2019).

Stunting sendiri yaitu kondisi di mana anak tumbuh pendek atau kerdil biasanya alasannya yaitu cakupan nutrisi yang tidak terpenuhi. Di masa depan balita yang stunting dapat mengalami kesulitan akhir pertumbuhan fisik dan kognitif yang tidak optimal.



Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) memberikan bahwa stunting pada balita di Indonesia dikala ini ada di angka 30,8 persen. Jumlah tersebut lebih baik dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2013 yang mencapai angka 37,2 persen.

Bila dilihat dari provinsi proporsi balita yang pendek dan sangat pendek paling tinggi ada di Nusa Tenggara Timur yang mencapai 42,6 persen. Sementara itu yang paling rendah DKI Jakarta sebesar 17,7 persen.

Meski ada penurunan angka stunting di Indonesia masih tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan prevalensi angka stunting di suatu negara seharusnya berada di bawah 20 persen.

"Meskipun persentasenya 30,8 tapi itu termasuk tinggi, kita mengacu dari dari data WHO yang prevalensinya itu harus kurang dari 20 persen," ujar Kepala Badan Litbangkes Dr Siswanto pada November 2018 lalu.




Simak juga video 'Jumlah Pasien DBD di Minahasa Utara Naik 200%':

[Gambas:Video 20detik]

Post a Comment

 
Top